Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi
"Mengingat 52% guru kita saat ini tidak jelas statusnya, tidak jelas pengangkatannya dan juga tidak jelas pendapatannya," ujar Ramli.
Ramli menilai, ujian Nasional faktanya tidak memberi manfaat signifikan baik terhadap respon Pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang tertinggal, maupun upaya-upaya pemerintah sebagai dampak dari hasil ujian nasional tidak terlihat sama sekali di lapangan.
"Jika Ujian Nasional dianggap sebagai sebuah pemetaan maka sesungguhnya Ujian Nasional ini tidak berarti sama sekali," ungkap dia.
Baca Juga: Pemerintah hapus UN digantikan oleh assessment kompetensi
Ramli mengatakan, Ujian Nasional turut berpartisipasi terhadap semakin menurunnya kemampuan anak-anak Indonesia karena anak-anak bukan lagi belajar bagaimana mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat, mengembangkan kemampuan daya nalar dan bukan pula bagaimana mereka mampu menguasai teori-teori dasar. Akan tetapi melakukan segala macam cara untuk mendapatkan nilai tinggi di ujian nasional.
"Bimbingan bimbingan belajar berjamuran untuk kebutuhan Ujian Nasional dan seleksi masuk PTN bukan untuk meningkatkan kemampuan siswa tetapi hanya ada untuk membuat siswa-siswa kita mampu menjawab soal dengan benar meskipun tidak paham maksud dari soal tersebut," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News