Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Andri Indradie
JAKARTA. Akhirnya, pemerintah resmi punya pusat Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebelumnya, BKPM mengujicoba PTSP ini selama satu minggu. Kata Franky Sibarani, Kepala BKPM, selama seminggu ujicoba sudah ada sembilan izin investasi yang masuk lewat loket PTSP. Semua berasal dari sektor energi, terutama infrastruktur listrik.
Maklum, pemerintah memang sedang gencar mencari investor infrastruktur kelistrikan supaya target 35.000 Megawatt bisa tercapai dalam lima tahun. "Investor yang sudah mengajukan (berasal) dari dalam (negeri) maupun asing," ujar Franky, Senin (26/1) di Jakarta.
PTSP diklaim mempermudah investor mengurus izin investasi. Sebab, mereka tidak perlu lagi pergi ke masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L) terkait. Semua K/L kini sudah membuka loket pengurusan izin di BKPM.
Namun, ini baru langkah awal dari target pemerintah terkait perizinan investasi. Target berikutnya, memperpendek masa pengurusan izin investasi serta mempermudah mekanismenya. Target itu harus bisa tercapai dalam tiga bulan ke depan. Sayang, tidak ada target spesifik lebih lanjut yang disampaikan pemerintah mengenai masa izin dan mekanisme ini.
Yang jelas, lama mengurus izin saat ini masih membutuhkan waktu 900 hari. Jumlah itu harus dipangkas sependek mungkin.
Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai, PTSP bisa memberikan nilai tambah bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK). Namun demikian, pemerintah harus menyelesaikan masalah lainnya yang lebih ruwet, misalnya ego yang ada di masing-masing kementerian dalam penerbitan izin. Jika ego sektoral ini bisa diselesaikan, maka pemangkasan waktu dan memperpendek prosedur investasi bisa terlaksana.
Apalagi, mimpi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% harus bisa dicapai dalam lima tahun. Investasi menjadi syarat kunci untuk mencapai target tersebut. Jadi, jika hanya PTSP saja belumlah cukup.
Catatan saja, selama pemerintahan Jokowi-JK yang dilantik pada bulan Oktober 2014 lalu, hingga Januari 2015 total komitmen investasi yang sudah masuk mencapai US$ 24 miliar; berasal dari 88 perusahaan. Target investasi tahun 2015 dipatok tumbuh 14% dari tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
