Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Peneliti Sinovac tidak melaporkan kejadian buruk yang parah dalam percobaan tahap I atau II. Dalam uji klinis fase II, vaksin tersebut memicu antibodi penetral 14 hari setelah vaksinasi dengan jadwal 0,14 hari.
Tingkat serokonversi antibodi yang dinetralkan, peneliti Sinovac menyebutkan, lebih dari 90%. Ini mengindikasikan, vaksin dapat merangsang respons kekebalan positif.
"Studi fase I dan II kami menunjukkan, Coronavac aman dan bisa memicu respons kekebalan. Studi klinis fase I dan II kami dengan hasil yang menggembirakan ini adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perjuangan melawan Covid-19," kata Chairman, President, CEO Sinova Weidong Yin, seperti dikutip Reuters, pertengahan Juni lalu.
“Kami telah mulai berinvestasi dalam membangun fasilitas manufaktur sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang tersedia untuk melindungi orang dari Covid-19," ujar dia.
Baca Juga: Coronavac, vaksin buatan Sinovac yang siap produksi 100 juta dosis
"Seperti dengan vaksin kami yang lain, kami berkomitmen untuk mengembangkan Coronavac untuk penggunaan global sebagai bagian dari misi kami menyediakan vaksin untuk menghilangkan penyakit manusia," imbuh Weidong.
Hanya, perusahaan yang memiliki sekitar 1.000 karyawan tersebut menghadapi masalah untuk fase tiga. Terlalu sedikit kasus infeksi di China saat ini untuk memiliki cukup sukarelawan untuk tes yang menentukan tersebut.
Karena itu, Sinovac mencari marmot manusia di luar negeri. "Saat ini, kami sedang berbicara dengan beberapa negara di Eropa dan di Asia," ujar Meng Weining, Direktur Urusan Internasional Sinovac, pada April lalu.
Biasanya, butuh beberapa ribu orang sebagai sukarelawan untuk fase tiga. Tapi, "Tidak mudah untuk mendapatkan angka-angka ini di negara mana pun," sebut Meng kepada AFP seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Harapan, vaksin Sinovac berhasil melindungi kera dari infeksi corona
Sambil melanjutkan penelitiannya, Sinovac bersiap-siap untuk produksi massal vaksin virus corona. Mereka sedang membangun fasilitas produksi di selatan Beijing yang akan beroperasi pada akhir tahun ini.
"Kami bekerja siang dan malam, kami memiliki tiga kelompok kerja shift selama 24 jam. Jadi, itu berarti, kami tidak membuang waktu sedikit pun untuk pengembangan vaksin," tegas Meng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News