Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Indonesia menjadi salah satu lokasi uji coba fase III vaksin virus corona baru potensial besutan Sinovac Biotech Ltd. Perusahaan asal China ini menjadi satu dari empat produsen yang bergerak ke tahap akhir dalam perlombaan pengembangan vaksin Covid-19.
Pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, vaksin virus corona potensial buatan Sinovac telah tiba di Indonesia pada Minggu (19/7). "Sudah diserahkan ke Bio Farma," katanya kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).
PT Bio Farma memang sudah menjalin kerjasama dengan Sinovac untuk memproduksi vaksin virus corona. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyebutkan, vaksin virus corona bikinan perusahaan yang berbasis di Beijing ini sudah melewati uji klinis fase I dan II.
"Transfer teknologi produksi vaksin Covid-19 dari Sinovac ke Bio Farma dilakukan saat uji klinis fase ketiga," ujar Honesti dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7) pekan lalu.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 dari China, Kemenlu: Sudah tiba dan diserahkan ke Bio Farma
Mengutip Reuters, dokumen terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang keluar pada 6 Juli lalu menguraikan status uji coba vaksin virus corona yang sedang berlangsung di seluruh dunia dan mengatakan, Sinovac sekarang berada di fase III.
Vaksin virus corona eksperimental buatan AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna adalah kandidat lain yang sedang melakukan uji coba fase III. Uji coba fase I dan II biasanya melakukan tes keamanan suatu vaksin sebelum memasuki tahap III yang menguji kemanjurannya.
Sinovac sedang membangun pabrik vaksin, yang targetnya siap tahun ini dan mampu membuat hingga 100 juta dosis vaksin virus corona per tahun. Mereka memberi nama vaksin eksperimentalnya: Coronavac.
Sinovac yang terdaftar di Nasdaq memiliki pengalaman dalam memproduksi obat secara massal melawan virus global. Mereka adalah perusahaan farmasi pertama yang memasarkan vaksin melawan H1N1 atau flu babi pada 2009.
Baca Juga: Harapan, tiga vaksin corona termasuk SinoVac sedang uji tahap akhir
Pada akhir April lalu, Sinovac menerbitkan hasil yang menunjukkan, vaksin mereka "sebagian besar melindungi" kera dari infeksi dalam percobaan hewan. Sejak itu, Sinovac melakukan uji coba vaksin virus corona mereka pada manusia, dengan memberikan serum kepada 143 sukarelawan pada April di Provinsi Jiangsu, China Timur.
Hasil dari uji coba fase I dan II menunjukkan profil imunogenisitas dan keamanan yang baik. Dari total 743 peserta sehat berusia 18 hingga 59 tahun, 143 berada di fase I dan 600 lainnya di fase II.
Peneliti Sinovac tidak melaporkan kejadian buruk yang parah dalam percobaan tahap I atau II. Dalam uji klinis fase II, vaksin tersebut memicu antibodi penetral 14 hari setelah vaksinasi dengan jadwal 0,14 hari.
Tingkat serokonversi antibodi yang dinetralkan, peneliti Sinovac menyebutkan, lebih dari 90%. Ini mengindikasikan, vaksin dapat merangsang respons kekebalan positif.
"Studi fase I dan II kami menunjukkan, Coronavac aman dan bisa memicu respons kekebalan. Studi klinis fase I dan II kami dengan hasil yang menggembirakan ini adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perjuangan melawan Covid-19," kata Chairman, President, CEO Sinova Weidong Yin, seperti dikutip Reuters, pertengahan Juni lalu.
“Kami telah mulai berinvestasi dalam membangun fasilitas manufaktur sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang tersedia untuk melindungi orang dari Covid-19," ujar dia.
Baca Juga: Coronavac, vaksin buatan Sinovac yang siap produksi 100 juta dosis
"Seperti dengan vaksin kami yang lain, kami berkomitmen untuk mengembangkan Coronavac untuk penggunaan global sebagai bagian dari misi kami menyediakan vaksin untuk menghilangkan penyakit manusia," imbuh Weidong.
Hanya, perusahaan yang memiliki sekitar 1.000 karyawan tersebut menghadapi masalah untuk fase tiga. Terlalu sedikit kasus infeksi di China saat ini untuk memiliki cukup sukarelawan untuk tes yang menentukan tersebut.
Karena itu, Sinovac mencari marmot manusia di luar negeri. "Saat ini, kami sedang berbicara dengan beberapa negara di Eropa dan di Asia," ujar Meng Weining, Direktur Urusan Internasional Sinovac, pada April lalu.
Biasanya, butuh beberapa ribu orang sebagai sukarelawan untuk fase tiga. Tapi, "Tidak mudah untuk mendapatkan angka-angka ini di negara mana pun," sebut Meng kepada AFP seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Harapan, vaksin Sinovac berhasil melindungi kera dari infeksi corona
Sambil melanjutkan penelitiannya, Sinovac bersiap-siap untuk produksi massal vaksin virus corona. Mereka sedang membangun fasilitas produksi di selatan Beijing yang akan beroperasi pada akhir tahun ini.
"Kami bekerja siang dan malam, kami memiliki tiga kelompok kerja shift selama 24 jam. Jadi, itu berarti, kami tidak membuang waktu sedikit pun untuk pengembangan vaksin," tegas Meng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News