kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.487   7,98   0,11%
  • KOMPAS100 1.158   3,64   0,32%
  • LQ45 919   5,52   0,60%
  • ISSI 226   -0,86   -0,38%
  • IDX30 474   3,44   0,73%
  • IDXHIDIV20 572   4,20   0,74%
  • IDX80 132   0,66   0,50%
  • IDXV30 140   1,11   0,79%
  • IDXQ30 158   0,84   0,54%

Turunkan GWM valas, ini jurus BI lainnya memitigasi risiko virus corona


Senin, 02 Maret 2020 / 18:33 WIB
Turunkan GWM valas, ini jurus BI lainnya memitigasi risiko virus corona
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Erwin Rijanyo, menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta,Kamis (20/2/2020). RDG Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bu


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku telah mempersiapkan langkah kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan, termasuk untuk memitigiasi risiko wabah virus Corona.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) bank umum konvensional yang semula 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi 4% dari DPK.

Baca Juga: Komisi VI DPR minta pemerintah segera bentuk desk corona

Perry juga menambahkan bahwa penurunan rasio GWM valas tersebut berpotensi meningkatkan likuiditas valas di perbankan bahkan mencapai US$ 3,2 miliar. Kebijakan ini pun akan berlaku pada 16 Maret 2020.

"Dan kami juga berharap ini semakin memperkuat stabiltas nilai tukar rupiah, karena dengan meningkatnya likuiditas ini, perbankan bisa memasok pasar valas," kata Perry pada Senin (2/3).

Selain menurunakn GWM valas, BI juga menurunkan GWM rupiah sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5%. Penurunan ini ditujukan kepada bank-bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor dan impor.

Langkah ini dilakukan BI dengan menyadari bahwa eksportir dan importir Indonesia kesulitan dalam melakukan kegiatan mereka karena wabah virus Corona ini. Kesulitan tidak hanya dalam hal logistik distribusi, tetapi juga harga maupun biaya lain-lain yang meningkat.

"Oleh karenanya dengan penurunan ini kami berharap bisa mempermudah para dunia usaha dalam melakukan kegiatan ekspor impor mereka," tambah Perry.

Baca Juga: Hadapi wabah corona, Kemenkeu fokus jaga stabilitas dan keyakinan ekonomi


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×