kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.053   -12,62   -0,18%
  • KOMPAS100 1.054   -1,38   -0,13%
  • LQ45 828   -2,94   -0,35%
  • ISSI 215   0,00   0,00%
  • IDX30 423   -1,20   -0,28%
  • IDXHIDIV20 513   -0,63   -0,12%
  • IDX80 120   -0,26   -0,22%
  • IDXV30 125   0,61   0,49%
  • IDXQ30 142   -0,11   -0,08%

Turunkan defisit keseimbangan primer, pemerintah akan kerek sumber penerimaan negara


Senin, 18 Mei 2020 / 13:14 WIB
Turunkan defisit keseimbangan primer, pemerintah akan kerek sumber penerimaan negara
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di DPR.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah telah merevisi postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020, tak hanya potensi penerimaan dan belanja negara, tetapi pemerintah juga turut merevisi tingkat keseimbangan primer.

Di dalam outlook APBN 2020, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merevisi defisit keseimbangan primer menjadi 3,08% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara dengan Rp 517,8 triliun, meningkat dari proyeksi sebelumnya yang mengalami defisit Rp 12 triliun.

Baca Juga: Pemerintah akan ikuti ketentuan hukum jika Perpres 64/2020 kembali digugat ke MA

Kemudian, di dalam data Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) tahun 2021, pemerintah juga memproyeksi keseimbangan primer akan terus mengalami defisit menurun sampai dengan tahun 2024.

Perinciannya, pada tahun 2020 ini pemerintah memproyeksi keseimbangan primer pada level 3,08% dari PDB, tahun 2021 antara 1,24% sampai 2,07% dari PDB, tahun 2022 antara 0,94% sampai 1,70% dari PDB, tahun 2023 antara 0,49% sampai 0,87% dari PDB, dan tahun 2024 antara 0,34% sampai 0,66% dari PDB.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, dalam upaya penurunan tingkat defisit ini pemerintah akan terus menggali dan meningkatkan sumber-sumber penerimaan negara secara konsisten dan berkesinambungan.

Baca Juga: Kemenkeu: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan untuk beri perlindungan bagi masyarakat

"Di sisi lain, pemerintah juga melakukan penajaman, efisiensi, dan reformasi belanja negara agar lebih efektif," ujar Askolani kepada Kontan.co.id, Senin (18/5).

Keseimbangan primer adalah selisih dari total penerimaan negara dikurangi dengan belanja negara di luar pembayaran belanja bunga utang.

Jika total pendapatan negara lebih besar dari belanja negara di luar pembayaran belanja bunga utang, maka keseimbangan primer dinyatakan dalam kondisi positif.

Artinya, pemerintah memiliki dana yang cukup untuk membayar bunga utang. Namun, apabila total penerimaan negara lebih kecil dari belanja negara di luar pembayaran belanja bunga utang, keseimbangan primer dinyatakan dalam kondisi negatif.

Artinya tidak tersedia dana atau anggaran untuk membayar belanja bunga utang, sehingga pemerintah perlu menambahkan utang baru untuk membayar pokok cicilan utang, atau dapat dikatakan gali lubang tutup lubang.

Baca Juga: Pemerintah siapkan Rp 3,1 triliun untuk subsidi iuran BPJS Kesehatan

Askolani menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir strategi tadi terbukti efektif dalam menurunkan defisit APBN secara bertahap agar bisa di bawah 2% dari PDB dan mendorong keseimbangan primer mendekati nol.

Untuk itu, ke depannya pemerintah akan terus memaksimalkan upaya penajaman, efisiensi, dan reformasi belanja untuk mendorong defisit keseimbangan primer menuju surplus.

"Setelah Covid-19 berakhir, maka strategi tersebut akan dapat dilakukan untuk menjaga sustainabilitas fiskal jangka panjang," kata Askolani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×