Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat, suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Bahkan Gubernur BI Perry Warjiyo membuka peluang, suku bunga acuan The Fed baru akan mulai menurun pada semester II-2024.
"Suku bunga The Fed akan masih tetap tinggi, khususnya di semester I-2024. Baru akan menurun di paruh kedua," tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/10) di Jakarta.
Perry juga memperkirakan, ada kemungkinan suku bunga acuan Fed naik lagi di Desember 2023, walaupun kemungkinan kenaikan hanya 40%.
Baca Juga: BI Sebut Ada Lima Peristiwa yang Menghantui Prospek Ekonomi Global, Apa Saja?
Hanya meskipun nantinya kebijakan suku bunga Paman Sam naik atau tidak naik pada akhir tahun ini, tren suku bunga tinggi masih akan membayangi prospek perekonomian global.
Tentu, era suku bunga tinggi yang berlangsung lebih lama dari perkiraan mengandung risiko.
Risiko datang dari kenaikan suku bunga obligasi AS. Sehingga menyebabkan, aliran modal asing yang awalnya sudah masuk kembali ke negara berkembang, balik arah ke negara maju dan memperkuat dolar AS.
Pun akibatnya, nilai tukar akan melemah. Dan ini bisa bermuara pada kenaikan inflasi barang impor (imported inflation) dan kenaikan inflasi umum yang juga menjadi risiko bagi perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News