Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hasil survei dari Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan tren belanja masyarakat meningkat pada awal Oktober 2025.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mencatat, MSI per 12 Oktober mencapai 290,5, atau naik 2,9% week over week (WoW) dengan positif 2,4% WoW di pekan sebelumnya.
Tren ini menunjukkan kabar positif, mengingat sepanjang 2025, laju belanja cenderung melambat terutama pada kuartal III 2025 dengan pertumbuhan tahunan hanya 27,7% year on year (YoY), terendah sejak kuartal I 2022.
“Ke depan, kombinasi stimulus ekonomi serta ekspektasi ekonomi yang lebih baik diharapkan dapat menopang daya beli dan menjaga tren pemulihan belanja sepanjang kuartal IV 2025,” tutur Asmo, sapaan akrabnya kepada Kontan, Senin (27/10/2025).
Baca Juga: Prabowo Sebut Potensi Ekonomi Digital di Kawasan ASEAN Capai US$ 1 Triliun pada 2030
Ia mencatat, tren peningkatan belanja periode tersebut meningkat utamanya pada kebutuhan esensial. Pertumbuhan belanja didorong oleh kelompok esensial seperti consumer goods tumbuh 2,3% WoW atau menjadi 310,2 dan mobilitas tumbuh 3,6% WoW menjadi 341,8.
Meski demikian, belanja hiburan dan hobi meningkat terbatas dan cenderung dialihkan ke belanja handphone, terutama pada kelompok bawah dan menengah. Di sisi lain, belanja jewelry meningkat seiring tren investasi emas, terutama terlihat pada kelompok atas.
Adapun bila dilihat berdasarkan wilayahnya, belanja masyarakat di Kalimantan kembali meningkat seiring kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, Sumatra stagnan mengikuti harga crude palm oil (CPO) yang juga stagnan sejak pertengahan Agustus 2025.
Sementara itu, di wilayah Bali dan Nusa Tenggara lebih resilien sesuai musim puncak pariwisata terutama didorong kunjungan wisatawan mancanegara.
“Mayoritas provinsi membukukan pertumbuhan mingguan positif, terutama Kalimantan dan Sumatra dengan mayoritas provinsi tumbuh di atas rata-rata nasional,” ungkapnya.
Sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat tersebut, tabungan kelompok menengah juga mulai meningkat. Ia mencatat, per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah menjadi yang terendah yakni mencapai 72,8, atau turun dari periode sama tahun lalu sebesar 83,2.
Di sisi lain, kelompok menengah mencapai 101,1 meningkat dari Agustus 2025 sebesar 100,9, dan juga lebih tinggi dari September 2024 sebesar 100,9, sementara kelompok atas stabil atau turun tipis mencapai 94,4, dari periode sama tahun lalu mencapai 96,0.
Lebih lanjut, Asmo membeberkan, tren semakin turunnya tingkat tabungan, terutama di kelompok bawah, mendorong belanja semakin defensif.
Pola belanja tersebut juga terlihat pada kelompok menengah yang memprioritaskan pada kebutuhan esensial. Pola belanja impulsif juga terlihat, terutama pada kelompok bawah dan menengah ditandai dengan meningkatnya sub-kelompok belanja handphone.
“Sementara kelompok atas lebih rasional, dengan juga memilih untuk belanja terkait jewelry, sejalan dengan tren peningkatan harga emas,” tandasnya.
Baca Juga: Prabowo Tekankan Pentingnya Kerja Sama Konkret di KTT ASEAN Plus Three Kuala Lumpur
Selanjutnya: Cuan 42,89% Setahun, Update Harga Emas Antam Hari Ini (27 Oktober 2025)
Menarik Dibaca: Hindari Terjebak Volatilitas Bitcoin, Simak Tips Investasi dari Upbit Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













