Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hasil survei Mandiri Spending Indeks (MSI) mencatat, belanja masyarakat pada periode libur September atau kuartal III 2025 lebih terbatas dibandingkan periode libur pada bulan sebelumnya.
MSI pada September 2025 tercatat turun menjadi 270,8, atau lebih rendah dari indikator MSI per 27 Juli 2025 tercatat sebesar 291,8. Selain itu, indikator MSI di daerah utama wisata juga tercatat turun menjadi 175,6.
“Kenaikan belanja saat libur kini lebih terbatas, meningkat cepat di saat libur, kemudian segera kembali normal, bahkan lebih rendah dari pralibur,” mengutip postingan akun resmi Mandiri Institute @oce_mandiri, Selasa (7/10/2025).
Baca Juga: Purbaya Ramal Ekonomi Kuartal IV Tumbuh 5,5%: Saham Naik, Belanja Masyarakat Kencang
Berdasarkan survei tersebut, belanja yang terkait libur saat Libur Maulid 2025 di awal September (kuartal III 2025), seperti restoran dan hiburan, melonjak signifikan, namun segera melambat mendekati level pralibur.
Hal ini berkebalikan dengan pola di libur Tahun Baru Islam di Juni 2025 lalu (kuartal II 2025), meskipun keduanya memiliki kemiripan karakteristik. Mandiri Institute menyebut, belanja pascalibur di periode ini tidak turun signifikan, menunjukkan sustainability belanja yang lebih terjaga.
Adapun data MSI mencatat, belanja libur Maulid Nabi pada awal September 2025 lebih didorong oleh kelompok atas dan menengah. Kenaikan belanja saat periode libur untuk kelompok atas mencapai 23%, tetapi pasca libur terjadi penurunan hingga 20%.
Kemudian untuk kelompok menengah kenaikan belanja saat libur mencapai 10%, namun pasca libur belanjanya turun sebesar 18%. Terakhir, untuk kelompok bawah, kenaikan belanja saat libur hanya mencapai 1%, dan pasca libur turun 1%.
Baca Juga: Ekonom: Konsumen Kian Pesimis soal Lapangan Kerja dan Mulai Menahan Belanja
Kelompok atas yang menunjukkan pola belanja yang lebih sustain, disebut mengindikasikan kapasitas keuangan yang lebih baik.
Pada libur Maulid Nabi 2025, belanja di Sumatra dan Jawa masing-masing meningkat 16% dan 14%, dan kemudian melambat di level yang sama.
“Wilayah lain menunjukkan penurunan belanja yang lebih dalam pasca libur,” mengutip laporan tersebut.
Meskipun demikian kelompok atas menunjukkan pola belanja yang lebih sustain, mengindikasikan kapasitas keuangan yang lebih baik.
Selanjutnya: 22 Fasilitas Pabrik Di Cikande Tercemar Radioaktif Cs-137, Apa Bahaya Cesium-137?
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat 2-15 Oktober 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Senka-Vaseline
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News