Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN mencatat nilai transaksi belanja perusahaan plat merah kepada UMKM melalui platform Pasar Digital (PaDi) mencapai Rp 13,8 triliun.
"Per 25 Oktober 2021 transaksi belanja BUMN kepada UMKM yang tercatat di PaDi UMKM mencapai Rp 13,8 triliun dari 188.082 transaksi yang telah melibatkan 11.818 UMKM," ungkap Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting dalam peluncuran Inaproduct.com, Kamis (28/10).
PaDi UMKM merupakan media yang mempertemukan antara UMKM dengan BUMN. Dimana saat ini sudah ada 58 BUMN yang bergabung dengan platform tersebut.
Loto menyebut, akhir tahun nanti ditargetkan sudah ada 98 BUMN bergabung dalam platform PaDi UMKM, sehingga dapat semakin memperluas pasar UMKM.
Baca Juga: Platform Inaproduct, jadi sarana UMKM perluas pasar di ranah domestik
Ke depan Loto juga menyebut akan ada integrasi PaDi UMKM dengan platform Inaproduct.com. Dimana Inaproduct.com merupakan platform yang memperluas akses pasar produk UMKM, serta mempermudah pelaku usaha untuk mendapatkan informasi dalam melakukan transaksi B2C maupun B2B.
Sejauh ini terdapat lima bentuk dukungan BUMN terhadap UMKM yang melibatkan tidak kurang 63 BUMN yang aktif. Diantaranya pengembangan UMKM naik kelas, memberikan pembinaan dan pelatihan termasuk sertifikasi produk.
Kemudian penyediaan ragam pembiayaan termasuk program penjaminan dan asuransi. Serta pelibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN. "Kami juga melakukan kurasi dan perluasan akses pasar termasuk melalui digital platform dan kami juga ikut dalam menyediakan akses tempat usaha di area komersial pada infrastruktur publik," jelasnya.
Loto menambahkan, per Oktober 2020 terdapat data yang menunjukkan bahwa 87,2% responden sebuah survei menyatakan lebih suka membeli merk dalam negeri dan hanya 12,8% dari survei tersebut yang menyatakan lebih suka produk bermerek dari luar negeri.
Baca Juga: Presiden Jokowi beberkan langkah-langkah pemulihan ekonomi di KTT IMT-GT
Kemudian sekitar 88,5% responden menyatakan lebih dominan menggunakan dan mengkonsumsi produk dengan merek dalam negeri, sedangkan 11,2% responden menyatakan sebaliknya. Dengan data survei tersebut Loto yakin bahwa, pada dasarnya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk lokal sangat tinggi.
"Tinggal bagaimana kita bisa menggaungkan dan mempromosikan produk-produk lokal kita yang tidak kalah menarik dari brand-brand dari luar negeri," ujarnya.
Selanjutnya: Jokowi sampaikan 3 upaya pemulihan ekonomi pada KTT IMT-GT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News