Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga menyampaikan metode Propaganda Rusia tampak terlihat dilakukan oleh pasangan Prabowo-Sandiaga, salah satunya adalah menyebarkan isu bahwa Presiden Jokowi merupakan PKI dan juga Indonesia memiliki utang luar negeri yang cukup besar.
'Firehouse of Falsehood' atau biasa dikenal sebagai Propaganda Rusia merupakan cara licik yang digunakan beberapa negara untuk menghancurkan sistem pemerintahan.
“Firehouse of Falsehood itu yang jadi acuan bahwa itu metode yang dipakai di beberapa negara berdasarkan analisis dari Cambrigde itu adalah langkah-langkah yang dilihat Pak Jokowi dari pola-pola serangan terhadap beliau,” ujar Arya dalam keterangannya Senin, (4/2).
Menurut Arya, sejumlah tema yang kerap diembuskan kelompok tersebut biasanya mengacu pada keburukan-keburukan.
“Ada beberapa tema yang selalu diserang, PKI, di utang padahal itu enggak bener semua harga naik, ekonomi semakin hancur Indonesia menuju keburukan itulah metode- metode yang dipakai,” tambahnya.
“Jadi ini adalah metode yang menakut-nakuti orang, karena takut makanya milih salah satunya itu yang diinfokan oleh Pak Jokowi dan Pak Jokowi bicara begitu saya rasa tidak main-main, Beliau seorang presiden beliau pasti mengetahui data-data itu,” katanya menambahkan.
Sebelumnya Capres nomor urut 01, Joko Widodo menyebutkan bahwa teori propaganda Rusia dilakukan dengan menyemburkan dusta atau hoaks sebanyak-banyaknya untuk membuat masyarakat ragu.
Pidato tersebut disampaikan Jokowi di Pabrik Gula Colomadu, Solo. Tuduhan keterlibatan pihak Rusia dalam salah satu tim kampanye capres muncul saat Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaan pada 14 Januari 2018.
Saat itu, muncul video viral Prabowo berjalan dengan pria asing yang diduga konsultan politik Amerika Serikat Rob Allyn, wakil duta besar Rusia untuk Indonesia, hingga pengusaha Rusia Ariel Israilov.
Kedubes Rusia juga telah membantah pria tersebut wakil duta besar mereka di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News