Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budi Mulya mengatakan, rendahnya rasio pajak (tax ratio) Indonesia yang saat ini masih berada pada level 10%.
Menurutnya, angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Kamboja yang mencapai 16,4% dan Thailand sebesar 14,3%.
"Tax ratio kita yang masih sekitar 10% perlu kita naikkan secara bertahap," ujar Budi dalam acara Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju, Sabtu (14/12).
Tidak hanya itu, Budi juga menyoroti revenue ratio Indonesia yang dinilai masih rendah. Padahal, dengan peningkatan revenue ratio ini maka Indonesia mampu meningkatkan productive spending ke angka yang lebih tinggi agar dapat melaksanakan program-program strategis di bidang ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Baca Juga: Tim Prabowo Tekankan Pentingnya Keadilan Dalam Sistem Perpajakan RI
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Budi mendorong pemerintah untuk memperkuat reformasi perpajakan. Di antaranya dengan memperbaiki sistem administrasi pajak dan meningkatkan kepatuhan pajak.
Selain itu, keadilan dalam sistem perpajakan juga harus dijaga agar setiap kelompok masyarakat dan dunia usaha dapat berkontribusi secara proporsional terhadap pembangunan.
Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan rasio belanja (spending ratio) pemerintah. Budi menekankan bahwa angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain, sehingga potensi untuk meningkatkan produktivitas dan pelaksanaan program strategis masih belum optimal.
"Namun penting untuk dicatat bahwa yang harus kita kejar bukan hanya besarnya belanja tapi juga kualitas dari belanja tersebut," katanya.
Selanjutnya: Dukung Swasembada Pangan, Pemerintah Targetkan 61 Proyek Bendungan Rampung di 2026
Menarik Dibaca: Cara Tikus Berkembang Biak Bisa Hasilkan 56 Anak Dalam Satu Tahun!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News