kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Tim DVI hari ini mulai identifikasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182


Senin, 11 Januari 2021 / 00:36 WIB
Tim DVI hari ini mulai identifikasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182
ILUSTRASI. Petugas Basarnas membawa kantung jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta - Pontianak di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Sebanyak 306 orang terlibat di Tim DVI mengidentifikasi korban. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

Tim DVI juga telah membuka posko ante mortem korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di bandara Supadio Pontianak dan RS Polri Said Sukanto Jakarta Timur.

Polisi mengerahkan sebanyak 51 orang untuk melakukan pendataan ante mortem korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini.

Data yang dikumpulkan untuk ante mortem, meliputi sidik jari, properti, body, gigi, sampling DNA, medis, dan properti melekat seperti dompet, pakaian dan lain-lain.

"Kami juga koordinasi ante mortem di Bandara Supadio untuk mengambil sample DNA dari keluarga, yang sedang dalam perjalanan untuk dikirim ke Posdokes Polri," katanya. 

Agar mendapatkan akurasi data ante mortem ini, Polri meminta Sriwijaya Air untuk memberikan data-data yang dibutuhkan.

"Kami koordinasi dengan Sriwijaya Air untuk mendapatkan detil mengenai data passanger, (penumpang) yang detil termasuk nomor tempat duduk, dan cctv saat penumpang akan melakukan boarding di pesawat, yang akan kami capture satu-persatu tiap penumpang," katanya.

Pada pengumupulan data ante mortem ini, polisi meminta keluarga korban untuk membawa dokumen pendukung seperti ijazah atau KTP untuk pemeriksaan sidik jari, juga foto korban yang sedang senyum menunjukkan struktur gigi depan.

"Kami melibatkan dukcapil dan inafis, untuk mengidentifikasi sidik jari dan iris mata serta pemeriksaan ontologi gigi dental," tambahnya.

Selain itu dalam rangka mengumpulkan data primer Deoxyribonucleic Acid (DNA). Khusus sampel DNA ini harus berasal dari keluarga segaris yakni ibu, ayah, dan anak korban.

SELANJUTNYA>>>



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×