Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Program buying mission terus dilakukan Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor nonmigas. Hasilnya, hari ini (10/10) sejumlah kontrak dagang kembali ditandatangani di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) 2014, yakni senilai lebih dari US$ 11 juta.
Kontrak dagang kali ini dilakukan dua perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dan satu perusahaan asal Kanada yang membeli produk dari tiga perusahaan Indonesia. "Pencapaian selama transaksi di TEI ke-29 diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekspor nonmigas tahun 2014 sebesar 5,5%-6,5% dengan nilai US$ 158 miliar-US$ 160 miliar,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran persnya, Jumat (10/10).
Penandatanganan juga disaksikan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, serta para pejabat Eselon II Ditjen PEN bersama Atase Perdagangan Washington, Atase Perdagangan Ottawa, ITPC Los Angeles, dan ITPC Vancouver.
Penandatanganan kontrak dagang dilakukan oleh President of American Furniture Manufacture Inc (AFM), Harry Chou dengan CEO PT Integra Indocabinet Halim Rusli. Kontrak itu senilai US$ 10 juta untuk pembelian produk furniture.
Kontrak dagang juga ditandatangani antara Lake Kelley dari Jewel & Jem (J&J), perusahaan kids sleepwear and bedding asal AS dengan Elizabeth Angelina dari PT Angelina Kartika Timur untuk produk pakaian anak senilai US$ 300.000. Termasuk juga Utomo Kuncoro dari Axia Distribution Corp Kanada dengan David Suganda dari PT Kalibaru untuk pembelian produk karet senilai US$ 1 juta.
Buying mission merupakan salah satu skema kegiatan promosi yang disediakan Kemdag untuk membantu dunia usaha dengan mendatangkan buyers ke Indonesia agar dapat melakukan kesepakatan atau transaksi dagang. Upaya buying mission merupakan kerja sama perwakilan Kemdag di luar negeri, Atase Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
Kemdag mencatat, kinerja ekspor produk furniture Indonesia pada 2013 total nilainya mencapai USD 1,75 miliar dengan tren kenaikan sebesar 0,38% dalam lima tahun terakhir. Negara tujuan ekspor terbesar produk furniture Indonesia adalah AS (35,68%), Jepang (13,82%), Inggris (4,83%), Belanda (4,17%), dan Jerman (3,87%). Khusus ke AS, tren pertumbuhannya mencapai 7,23%. Sementara itu ekspor furniture Indonesia untuk periode Januari-Juli 2014 nilainya mencapai US$ 1,06 miliar dimana nilai ekspornya ke AS sebesar US$ 372,03 juta.
Sedangkan produk garmen Indonesia pada 2013 total nilai ekspornya mencapai US$ 7,72 miliar dengan tren positif sebesar 7,01% dalam lima tahun terakhir. Negara tujuan ekspor terbesar produk garmen Indonesia adalah ke AS (50,09%), Jepang (8,88%), Jerman (6,87%), Korea Selatan (3,78%), dan Inggris (3,76%). Ekspor garmen Indonesia ke AS tren pertumbuhannya sebesar 3,02%. Pada periode Januari-Juli 2014, ekspor garmen Indonesia nilainya mencapai US$ 226,37 juta, dimana nilai ekspornya ke AS mencapai US$ 2,2 miliar.
Sementara kinerja ekspor karet dan produk karet Indonesia pada 2013 total nilainya mencapai US$ 9,39 miliar dengan tren positif sebesar 15,12% dalam lima tahun terakhir. Negara tujuan ekspor terbesar produk karet Indonesia adalah ke AS (23,24%), Tiongkok (16,51%), Jepang (14,23%), Korea Selatan (4,26%), dan India (4,11%). Saat ini, Kanada menduduki peringkat ke-8 dengan share 2,19% dan tren pertumbuhannya sebesar 15,55%. Sedangkan, ekspor produk karet Indonesia untuk periode Januari-Juli 2014 nilainya mencapai US$ 4,44 miliar dengan nilai ekspor ke Kanada sebesar US$ 103,15 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News