kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Terdampak Tarif Trump, Pertumbuhan Ekonomi RI Berisiko Terdampak Perlambatan Global


Rabu, 09 April 2025 / 17:34 WIB
Terdampak Tarif Trump, Pertumbuhan Ekonomi RI Berisiko Terdampak Perlambatan Global
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terdampak perlambatan ekonomi di empat negara utama, yakni Amerika Serikat , Uni Eropa, Jepang, dan China.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terdampak oleh perlambatan ekonomi di empat negara utama, yakni Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Jepang, dan China. Jika keempat negara ini mengalami kontraksi, ekonomi nasional berpotensi melemah.

Laporan Makroeconomic Insights edisi April 2025 yang dirilis oleh Bank Mandiri mencatat bahwa penurunan ekonomi AS sebesar 1% dapat memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,37%. 

Sementara itu, kontraksi ekonomi Uni Eropa sebesar 1% diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,35%.

Baca Juga: IMF Ingatkan Dampak Tarif Trump Terhadap Ekonomi Global, Serukan Dialog Dagang

Lebih lanjut, jika ekonomi Jepang menyusut 1%, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 0,33%. Sementara itu, penurunan ekonomi China sebesar 1% diperkirakan memberikan dampak terbesar, yakni sebesar 0,39%.

Dengan perhitungan tersebut, Indonesia paling terdampak oleh pelemahan ekonomi AS dan China. “China dan AS merupakan dua mitra dagang utama Indonesia dengan pengaruh yang kuat terhadap perekonomian nasional,” tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (9/4).

Selain itu, Bank Mandiri menyoroti potensi pelemahan ekonomi global akibat kebijakan tarif resiprokal yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump. 

Kebijakan ini dinilai dapat menurunkan prospek pertumbuhan global dengan menekan aktivitas perdagangan, terutama di negara-negara besar seperti China, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko.

Baca Juga: Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Bagi Indonesia, dampak kebijakan tersebut berpotensi mengurangi surplus perdagangan akibat melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas. Dalam jangka menengah, aktivitas industri juga berisiko melemah, yang pada akhirnya dapat menekan pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, Indonesia menghadapi risiko limpahan produk dari China. Perlambatan ekonomi China dan kelebihan kapasitas produksinya dapat menyebabkan peningkatan ekspor produk ke pasar domestik Indonesia, yang berpotensi mengganggu industri dalam negeri.

Di sisi lain, kebijakan tarif tersebut juga diperkirakan berdampak negatif terhadap ekonomi global dan AS. 

Bank Mandiri memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan menurun sebesar 0,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara pertumbuhan ekonomi AS berisiko turun lebih dalam, yakni sebesar 1,5% yoy.

Baca Juga: Donald Trump Jadi Sumber Ketidakpastian Global, Efek Negatifnya Menjalar Kemana-mana

“Sebelum kebijakan Reciprocal Tariffs diumumkan, pasar saham AS menunjukkan reaksi negatif, sementara imbal hasil surat utang pemerintah (UST yield) turun tajam. Hal ini menunjukkan kekhawatiran yang besar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi AS ke depan,” tulis Bank Mandiri dalam laporannya.

Secara keseluruhan, jika ekonomi AS, China, dan Uni Eropa masing-masing mengalami kontraksi sebesar 1%, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan terkoreksi hingga 1,11%.

Dengan kondisi tersebut, target pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam APBN 2025 yang sebelumnya dipatok sebesar 5,2% berisiko turun menjadi sekitar 4,09%.

Selanjutnya: CFX Catat Transaksi Derivatif Kripto Rp 11 Triliun, Makin Dilirik Investor

Menarik Dibaca: Waspada Hujan Petir di Jogja, Intip Ramalan Cuaca Besok di Wilayah DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×