Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Hal ini untuk menghindari ketidakpastian dan volatilitas pasar keuangan yang kerap terjadi di paruh kedua tahun berjalan. Apalagi, kondisi perekonomian dunia sedang melambat dan banyak sumber volatilitas yang dicermati pemerintah di tahun depan.
Baca Juga: Kemenkeu tidak akan tarik prefunding untuk APBN 2020
“Tensi perdagangan global masih akan ada bahkan berpotensi meluas ke negara2 lain, peluang hard Brexit juga makin besar, pusat-pusat krisis bermunculan seperti sekarang Hongkong misalnya, itu semua harus kita kelola risikonya,” tutur Luky.
Adapun untuk mengantisipasi risiko volatilitas global, pemerintah juga kembali menerbitkan SBN dengan porsi denominasi rupiah yang lebih besar ketimbang valas. Porsi penerbitan SBN Rupiah tahun depan mencapai 77,56%, sedangkan SBN valas hanya sekitar 14%-18% dari total penerbitan SBN Bruto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News