kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Terapkan frontloading, pemerintah terbitkan 60% SBN di semester I 2020


Senin, 16 Desember 2019 / 19:10 WIB
Terapkan frontloading, pemerintah terbitkan 60% SBN di semester I 2020
ILUSTRASI. Nasabah membeli Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui aplikasi BNI Mobile Banking di Jakarta, Senin (4/11/2019).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan kembali menerapkan strategi frontloading dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di tahun 2020.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengungkapkan, pemerintah menargetkan penerbitan SBN mencapai 55%-60% dari total penerbitan SBN Bruto pada paruh pertama tahun 2020. 

Baca Juga: Belanja Pemerintah Melempem Bikin Pertumbuhan Ekonomi Melambat

“Di tengah kondisi yang tidak pasti dan volatil yang kita prediksi masih akan terjadi di tahun depan, kita benar-benar harus ada fleksibilitas. Tapi target kami sebanyak 55%-60% terbit di awal tahun untuk frontloading,” ujar Luky saat ditemui, Senin (16/12). 

Adapun untuk kebutuhan pembiayaan tahun depan, Direktorat Jenderal  Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko  (DJPPR) Kemenkeu berencana menerbitkan SBN secara Bruto sebesar Rp 735,52 triliun pada 2020. 

Baca Juga: Hingga September 2019, realisasi belanja modal pemerintah masih seret

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah menerapkan strategi frontloading untuk mengamankan pembiayaan defisit anggaran di awal tahun.  Front-loading  ialah strategi pembiayaan dengan penerbitan surat berharga negara (SBN) dalam jumlah besar di awal tahun. 

Hal ini untuk menghindari ketidakpastian dan volatilitas pasar keuangan yang kerap terjadi di paruh kedua tahun berjalan. Apalagi, kondisi perekonomian dunia sedang melambat dan banyak sumber volatilitas yang dicermati pemerintah di tahun depan. 

Baca Juga: Kemenkeu tidak akan tarik prefunding untuk APBN 2020

“Tensi perdagangan global masih akan ada bahkan berpotensi meluas ke negara2 lain, peluang hard Brexit juga makin besar, pusat-pusat krisis bermunculan seperti sekarang Hongkong misalnya, itu semua harus kita kelola risikonya,” tutur Luky. 

Adapun untuk mengantisipasi risiko volatilitas global, pemerintah juga kembali menerbitkan SBN dengan porsi denominasi rupiah yang lebih besar ketimbang valas. Porsi penerbitan SBN Rupiah tahun depan mencapai 77,56%, sedangkan SBN valas hanya sekitar 14%-18% dari total penerbitan SBN Bruto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×