Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, melalui pembiayaan inovatif lainnya, seperti skema public-private partnership (KPBU) dan blended financing.“Pembiayaan utang dikelola secara pruden, fleksibel dan oportunistik. Upaya tersebut diharapkan dapat meringankan beban APBN dan menambah ruang fiskal untuk belanja produktif lainnya,” ujar Luky kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/3).
Adapun, berdasarkan SKB I 16, hingga 4 Februari 2021, BI telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp 35,7 triliun. Secara rinci, SBN tersebut dibeli BI dari pemerintah dengan mekanisme non-competitive bidder sebesar Rp 13,11 triliun dan mekanisme green shoe option (GSO) Rp 22,61 triliun.
Untuk SILPA pada APBN 2021 hingga Januari totalnya mencapai Rp 120,2 triliun. Luky mengatakan, dari posisi SILPA bulan lalu sekitar Rp 80 triliun hingga Rp 100 triliun akan digunakan pemerintah untuk belanja, sehingga bisa tekan pembiayaan utang.
Sementara itu, dari sisi pembiayaan investasi, Luky menyampaikan pemerintah akan mengupayakan berjalan efektif yang ditujukan untuk dipercepat dalam mendukung pemulihan sektor riil.
Selanjutnya: Diskon PPnBM Mobil Bukan untuk Menebalkan Margin APM, Implementasi Harus Dipantau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News