kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawuran marak, DPR ingin kurikulum direvisi


Kamis, 27 September 2012 / 22:48 WIB
Tawuran marak, DPR ingin kurikulum direvisi
ILUSTRASI. Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung melakukan swab test seorang penduduk di sebuah pusat olahraga di Distrik Jiangning, menyusul lonjakan kasus COVID-19 di Nanjing, Provinsi Jiangsu, China, 21 Juli 2021. cnsphoto via REUTERS.


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai sistem pendidikan di tanah air sudah semestinya diperbaiki atau direvisi. Hal ini terkait dengan maraknya insiden tawuran antar siswa SMA yang menelan korban jiwa.

Wakil Ketua Komisi X DPR Utut Adianto mengatakan, pendidikan di sekolah hanya memberikan pelajaran kurikulum tanpa mendidik para siswa berperilaku baik. Ia menyarankan agar kurikulum sekolah dikurangi. "Penekanannya ke ekstrakurikuler, seperti olahraga, kesenian dan budaya," ucap Utut.

Ketua Panitia Kerja Kurikulum ini juga menilai, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggap perkelahian antar sekolah sebagai hal yang biasa.

"Ini adalah sesuatu yang serius, tapi yang tidak dianggap serius. Pemerintah menganggap tawuran itu hanya kenakalan remaja biasa," ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

Sebelumnya, insiden tawuran antarsiswa yang melibatkan beberapa siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 dengan SMAN 6 Jakarta Selatan kembali terjadi. Tawuran itu memakan korban jiwa. Seorang siswa kelas X SMAN 6 tewas dalam perjalanan ke rumah sakit karena sabetan senjata tajam di bagian dadanya sementara beberapa siswa lain mengalami luka-luka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×