Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Selanjutnya, ia juga menyarankan agar pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Tenaga kerja yang besar, lanjutnya, dapat berpotensi mendorong peningkatan pendapatan riil masyarakat dan mendorong penurunan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan.
“Dengan peningkatan pendapatan riil masyarakat tersebut, maka ke depannya diharapkan bahwa optimisme konsumen dan daya beli konsumen yang terindikasi dari IKK akan dapat meningkat yang pada akhirnya berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi yang solid.” kata Josua.
Baca Juga: Dunia Usaha Tertekan, Permohonan Diskon Pajak Bakal Melonjak?
Senada, Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, juga menilai, menurunnya keyakinan konsumen pada Mei 2024 dipengaruhi dari berakhirnya momentum lebaran.
Akan tetapi, ia berharap pada semester II 2024 ini, pemerintah bisa mendorong realisasi belanjanya agar daya beli masyarakat kembali meningkat. caranya adalah dengan mempercepat berbagai proyek baik itu pembangunan dan agenda pemerintah yang sudah direncanakan dalam APBN.
Baca Juga: BI Proyeksikan Pertumbuhan ekonomi Indonesia Tetap Kuat di Level 4,7% - 5,5% di 2024
“Pada kuartal II ini peran APBN adalah kunci, karena kita melihat ada pelemahan daya beli, baik tersier, sekunder, maupun primer. Di sisi lain, pendidikan ini tumbuh terus juga selain memang siklus pembayarannya,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News