kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan kuasai pasar halal dunia, Wapres siapkan 5 strategi


Rabu, 18 November 2020 / 13:50 WIB
Targetkan kuasai pasar halal dunia, Wapres siapkan 5 strategi
ILUSTRASI. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah memiliki komitmen kuat menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir produk halal dunia.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memiliki komitmen kuat menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir produk halal dunia. Hal itu ditegaskan oleh Wakil Presiden, Ma'ruf Amin. Sejumlah strategi telah disusun mencapai tujuan itu. 

"Kita perlu bersungguh-sungguh untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia," kata Wapres dalam webinar Pusat Unggulan Iptek PT Institute of Halal Industry and System (PUT-PT IHIS) yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM)

Dilansir dari laman resmi UGMU, Senin (16/11/2020), Ma’ruf mengatakan potensi pasar halal sangat besar. Data The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 mencatat besarnya pengeluaran konsumen muslim dunia mencapai US$ 2,2 triliun pada 2018 dan diproyeksikan akan mencapai US$ 3,2 triliun di 2023. 

Karenanya, Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia harus bisa memanfaatkan potensi tersebut. Oleh sebab itu, dia berharap Indonesia dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia dengan meningkatkan ekspor nasional yang saat ini baru berada di kisaran 3,8% dari total pasar dunia. 

Baca Juga: BEI: Pasar modal syariah berkembang pesat dan semakin menarik

Lima langkah kuasai pasar halal dunia Guna mencapai tujuan itu, Ma’ruf mengaku, Indonesia harus segera melakukan lima langkah strategi. 

Pertama, memperkuat riset bahan dan material halal untuk industri serta melaksanakan substitusi atas bahan non halal material impor dengan bahan material halal industri dalam negeri. "Tanpa riset kuat akan sulit bersaing dan menguasai pasar halal dunia," jelas dia. 

Kedua, membangun kawasan industri halal (KIH) yang diharapkan mampu menarik perhatian investor global. KIH yang tumbuh dan berkembang diharapkan akan menarik investor global yang menjadikan Indonesia sebagai global hub produk halal dunia. 

Baca Juga: Ini jurus pemerintah untuk meningkatkan ekspor produk halal Indonesia

Ketiga, membangun sistem informasi manajemen perdagangan produk halal. Ma’ruf mengatakan saat ini data-data produksi dan nilai perdagangan produk halal Indonesia belum terdeteksi dengan jelas dalam sistem yang terintegrasi. Oleh sebab itu, diperlukan kodifikasi yang dapat mengintegrasikan sertifikasi produk halal dengan data perdagangan dan ekonomi. 

"Keempat, memperkuat implementasi program sertifikasi halal produk ekspor. Sebab dengan penguatan implementasi program sertifikasi halal ini akan menjadikan produk Indonesia diperhitungkan dan memiliki daya saing global," tutur dia. 

Kelima, meningkatkan kapasitas UMKM agar dapat mendukung Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia. Untuk memacu hal itu perlu dibangun pusat-pusat inkubasi usaha halal di berbagai daerah dan pusat-pusat bisnis syariah yang didukung dengan infrastruktur digital sebagai sarana interaksi dan transaksi antar pelaku bisnis syariah. 

Baca Juga: Mendag paparkan strategi tingkatkan ekspor produk halal Indonesia

Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga menyampaikan apresiasi kepada UGM yang telah memiliki pusat unggulan iptek perguruan tinggi untuk riset halal. "Saya sangat bangga dan memberikan apresiasi tinggi pada UGM yang sejak tahun 2007 telah memiliki pusat unggulan iptek perguruan tinggi, khususnya yang menangani penelitian dalam pengembangan dan sistem industri halal," ungkap dia. 

Persoalan halal jadi isu internasional 

Sementara Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengbdian kepada Masyarakat, Ika Dewi Ana mengatakan, persoalan halal telah menjadi isu internasional, tidak hanya untuk negara dengan mayoritas penduduk Islam, namun juga hampir di seluruh negara dunia. Hal itu, bilang dia, telihat dari produk halal dunia banyak diproduksi negara-negara minoritas muslim, seperti Brazil, Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, serta Selandia baru. 

Baca Juga: BI: Festival ekonomi syariah tahun ini catatkan transaksi Rp 5,03 triliun

Sementara itu, konsumen terbesar produk-produk halal antara lain Indonesia, Turki, Pakistan, Saudi Arabia, Mesir, dan Bangladesh. "Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan industri halal yang dimulai dari riset halal di berbagai bidang interdisipiliner harus menjadi fokus negara besar seperti Indonesia," terang Ika. 

Ika mengatakan, Indonesia sebagai negara agraris mempunyai keuntungan besar, karena didukung dengan bidang pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya yang sangat besar. Potensi sumber daya alam sebagai bahan pangan, obat, dan kosmetik menjadi keunggulan komparatif yang tidak ditemukan di negara lainnya. 

Baca Juga: Ma'ruf Amin sebut ekonomi syariah berpotensi perkuat ketahanan ekonomi

Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan sektor pertanian yang saat ini tumbuh positif di atas 3 persen dan membuktikan kondisi pandemi tidak menghentikan kegiatan ekonomi khususnya yang terkait dengan industri pangan dan kebutuhan sehari-hari bangsa Indonesia. 

"UGM melalui PUI-PT IHIS telah berusaha memotivasi dan memberikan contoh para ilmuan di bidang pangan dan kosmetik, seperti teknologi Enose yang dikembangkan menjadi GeNose tidak hanya untuk mendeteksi halal tetapi juga untuk deteksi Covid-19," tukas Ika.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wapres Siapkan Strategi Indonesia Kuasai Pasar Halal Dunia"
Penulis : Dian Ihsan
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Selanjutnya: Wapres ingin Indonesia perluas peran dalam perdagangan produk halal global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×