Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, konsumen terbesar produk-produk halal antara lain Indonesia, Turki, Pakistan, Saudi Arabia, Mesir, dan Bangladesh. "Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan industri halal yang dimulai dari riset halal di berbagai bidang interdisipiliner harus menjadi fokus negara besar seperti Indonesia," terang Ika.
Ika mengatakan, Indonesia sebagai negara agraris mempunyai keuntungan besar, karena didukung dengan bidang pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya yang sangat besar. Potensi sumber daya alam sebagai bahan pangan, obat, dan kosmetik menjadi keunggulan komparatif yang tidak ditemukan di negara lainnya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin sebut ekonomi syariah berpotensi perkuat ketahanan ekonomi
Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan sektor pertanian yang saat ini tumbuh positif di atas 3 persen dan membuktikan kondisi pandemi tidak menghentikan kegiatan ekonomi khususnya yang terkait dengan industri pangan dan kebutuhan sehari-hari bangsa Indonesia.
"UGM melalui PUI-PT IHIS telah berusaha memotivasi dan memberikan contoh para ilmuan di bidang pangan dan kosmetik, seperti teknologi Enose yang dikembangkan menjadi GeNose tidak hanya untuk mendeteksi halal tetapi juga untuk deteksi Covid-19," tukas Ika.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wapres Siapkan Strategi Indonesia Kuasai Pasar Halal Dunia"
Penulis : Dian Ihsan
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Selanjutnya: Wapres ingin Indonesia perluas peran dalam perdagangan produk halal global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News