Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2026 sebesar 5,4%.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan bahwa target tersebut sangat tinggi dan penuh tantangan. Menurutnya, sejumlah faktor membuat pencapaian target ini sulit direalisasikan.
"Target pertumbuhan 5,4% tahun 2026 sangatlah tinggi dan berat," ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Selasa (23/9).
Baca Juga: Asumsi Pertumbuhan Ekonomi di RAPBN 2026 Disepakati 5,2%-5,8%
Pertama, kondisi fiskal yang berat akibat penerimaan yang stagnan serta beban bunga dan cicilan utang yang meningkat membuat daya dorong APBN terbatas.
Kedua, tren deindustrialisasi dan dominasi sektor informal terus berlanjut, sementara daya beli masyarakat semakin terpuruk.
Ketiga, minat berinvestasi masih lemah karena kondisi ekonomi yang belum kondusif dan kepastian hukum yang menurun.
Wijayanto juga menyoroti sikap pemerintah yang dianggap belum melakukan modifikasi terhadap tiga program prioritas yang dianggap boros anggaran dan berdampak terbatas bagi ekonomi, terutama Makan Bergizi Gratis (MBG) dan KopDes Merah Putih.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,8% di RAPBN 2026, Terlalu Optimistis?
"Situasi ekonomi global yang dinamis membuat target tersebut semakin sulit diwujudkan, tentunya dengan asumsi Badan Pusat Statistik menghitung dengan benar," katanya.
Selanjutnya: China Borong Kedelai Argentina Setelah Pemerintah Buenos Aires Hapus Pajak Ekspor
Menarik Dibaca: Ini Kiat Atasi Mata Minus Pada Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News