Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), lembaga think tank yang berfokus pada isu ekonomi, geopolitik, dan kebijakan publik, menyebut, sektor ekonomi digital memiliki peran penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.
Hal ini tertuang dalam laporan riset berjudul Mengoptimalkan Peran Ekonomi Digital dalam Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan 8% di Indonesia yang dirilis Prasasti pada Selasa (12/8/2025).
Burhanuddin Abdullah, Board of Advisors Prasasti mengatakan, dengan mendorong dan memfasilitasi perkembangan ekonomi digital berbagai lapisan masyarakat dapat merasakan dampaknya secara langsung. Ini dapat pula memperluas akses pasar, keuangan, dan teknologi.
“Dampaknya dapat terasa pada konsumen, para pedagang, pelaku UMKM dan pekerja informal. Selain itu, industri digital nasional memberikan peluang lebih besar kepada talenta teknologi Indonesia untuk mendapatkan kesempatan kerja dan belajar sesuai bidangnya,” ungkap Burhanuddin, kepada awak media, Selasa (12/8/2025).
Baca Juga: Memperkuat Ekonomi Digital Lewat Sistem Pembayaran yang Terintegrasi
Hasil riset Prasasti menunjukkan, nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ekonomi digital ada di angka 4,3. Sedangkan efisiensi investasi rata-rata 17 sektor ekonomi nasional adalah pada ICOR 10,6.
Research Director Prasasti Gundy Cahyadi menjelaskan, setiap rupiah investasi di ekonomi digital mampu menghasilkan dua kali lipat output dibanding sektor konvensional.
Artinya, semakin rendah angka ICOR menunjukkan semakin efisien suatu sektor dalam mengelola investasi yang masuk menjadi output riil di perekonomian.
“Investasi di infrastruktur digital, pengembangan talenta data, dan cloud service bukan sekadar transformasi sektor, tetapi merupakan strategi industrialisasi nasional yang sangat menentukan daya saing dan masa depan perekonomian Indonesia dua dekade ke depan,” ujar Gundy.
Dia juga menegaskan pentingnya memanfaatkan momentum digital untuk pertumbuhan ekonomi inklusif. Dengan tekanan perlambatan ekonomi global, transisi energi, dan pergeseran rantai pasok, Indonesia membutuhkan mesin pertumbuhan yang lebih efisien.
“Ekonomi digital menawarkan jawaban konkret,” tambahnya.
Baca Juga: Indonesia Siap Pimpin Ekonomi Digital ASEAN lewat Optimasi AI
Sementara, Policy and Program Director Prasasti Piter Abdullah memproyeksikan kontribusi ekonomi digital mencapai US$ 220 miliar– US$ 360 miliar pada 2030 dan dominasi 40% dari nilai ekonomi digital ASEAN. Hal ini membuat ekonomi digital memiliki potensi besar dalam mendorong produktivitas nasional.
Hasil riset Prasasti juga mencatat bahwa ekonomi digital berkontribusi sekitar Rp 1.860 triliun atau 8,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Selain itu, riset ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 unit nilai tambah dari ekonomi digital akan mendorong peningkatan total output ke seluruh sektor lainnya sebesar 1,89 unit.
“Angka ini merefleksikan ketergantungan sektor lain terhadap ekonomi digital,” imbuh Piter.
Selanjutnya: Wacana Pengenaan Cukai P2OB pada 2026 Dinilai Perlu Hati-hati Agar Tak Bebani UMKM
Menarik Dibaca: Ini 5 Manfaat Kas Kecil bagi Kelancaran Keuangan Usaha, yuk Simak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News