kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.754   23,00   0,14%
  • IDX 8.400   11,08   0,13%
  • KOMPAS100 1.163   0,71   0,06%
  • LQ45 846   -1,41   -0,17%
  • ISSI 294   1,96   0,67%
  • IDX30 444   -2,48   -0,56%
  • IDXHIDIV20 509   -4,19   -0,82%
  • IDX80 131   0,10   0,07%
  • IDXV30 138   -0,39   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,91   -0,65%

Target Defisit APBN 2026 dan Outlook 2025 di Atas Batas Aman Target Kinerja Kemenkeu


Kamis, 13 November 2025 / 12:25 WIB
Target Defisit APBN 2026 dan Outlook 2025 di Atas Batas Aman Target Kinerja Kemenkeu
ILUSTRASI. Pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 2,68% dari produk domestik bruto (PDB).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 2,68% dari produk domestik bruto (PDB).

Akan tetapi, bila mengacu pada target kinerja Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029, target defisit tersebut di atas batas aman kisaran 2,45% hingga 2,53% dari PDB pada 2026.

Bahkan, outlook defisit APBN 2025 sebesar 2,78% pun melebihi batas aman dalam target tersebut yakni sebesar 2,53% dari PDB.

Adapun ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 mengatur tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.

Baca Juga: AHY Buka Peluang APBN Ikut Bantu Atasi Masalah Utang Whoosh

“Kebijakan fiskal, sektor keuangan dan ekonomi yang proaktif, adaptif dan mampu menggerakkan transformasi ekonomi. Pencapaian tujuan tersebut diukur dengan indikator Rasio defisit APBN terhadap PDB,” mengutip beleid tersebut, Kamis (13/11/2025).

Adapun pada tahun 2027 target defisit aman adalah kisaran 2,35% hingga 2,50% dari PDB, kemudian pada 2028 targetnya sebesar 2,32% hingga 2,50% dari PDB, serta pada 2029 target defisit amannya kisaran 2,24% hingga 2,50% dari PDB.

Meski demikian, Kementerian Keuangan tidak menjelaskan lebih lanjut dasar penetapan target defisit terhadap PDB dalam batas aman tersebut.

Sebagaimana diketahui, untuk 2026 target defisit APBN yang ditetapkan sebesar Rp 689,1 triliun atau setara 2,68% dari PDB ini, meningkat dibandingkan dengan target awal dalam RAPBN 2026 sebesar Rp 638,8 triliun atau setara 2,48% PDB.

Ketua Banggar Said Abdullah menjelaskan, kenaikan defisit APBN 2026 ini karena adanya peningkatan dari pos belanja negara.

Banggar dan pemerintah menyepakati target belanja negara dalam RAPBN 2026 menjadi Rp 3.842,7 triliun, naik sebesar Rp 56,2 triliun jika dibandingkan target awal sebesar Rp 3.786,5 triliun.

Ini terdiri dari belanja pemerintah pusat yang meningkat menjadi Rp 3.149,7 triliun dan transfer ke daerah (TKD) menjadi Rp 693 triliun, dari sebelumnya hanya Rp 650 triliun.

Baca Juga: Aturan Baru Prabowo, Pemda Hingga BUMN Bisa Dapat Pinjaman APBN untuk Infrastruktur

"Kenaikannya ke mana saja, sudah ada di Bapak/Ibu sekalian belanja terhadap K/L-K/L yang untuk memenuhi pertama tentu TKD tadi Rp 43 triliun. Sisanya belanja pusat khususnya pendidikan dan beberapa K/L serta di cadang," ujar Said dalam Rapat Banggar bersama Pemerintah, Kamis (18/9/2025).

Adapun belanja K/L pada tahun disepakati menjadi Rp 1.510,5 triliun, atau meningkat Rp 12,3 triliun dibandingkan target awal sebesar Rp 1.498,3 triliun.

Sementara belanja non K/L juga disepakati menjadi Rp 1.639,2 triliun, atau meningkat Rp 0,9 triliun dari target sebelumnya sebesar Rp 1.638,2 triliun.

Selain adanya kenaikan belanja negara, terdapat juga kenaikan dari sisi pendapatan negara.

Banggar dan pemerintah menyepakati pendapatan negara pada tahun 2026 menjadi Rp 3.153,6 triliun, atau meningkat Rp 5,9 triliun.

Kenaikan ini berasal dari pos kepabeanan dan cukai sebesar Rp Rp 336 triliun, atau meningkat Rp 1,7 triliun. Kemudian penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 455,2 triliun atau bertambah Rp 4,2 triliun jika dibandingkan target awal.

Outlook Defisit APBN 2025 Meningkat

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan outlook defisit APBN tahun 2025 akan mencapai Rp 662 triliun atau setara 2,78% dari PDB.

Proyeksi ini lebih besar dibandingkan target defisit dalam APBN 2025 yang sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari PDB.

Pelebaran defisit ini dipicu oleh potensi tidak tercapainya target penerimaan negara. Outlook pendapatan negara diperkirakan hanya mencapai Rp 2.865,5 triliun atau 95,8% dari target sebesar Rp 3.005,1 triliun.

Secara rinci, penerimaan pajak diperkirakan hanya mencapai Rp 2.076,9 triliun atau 94,9% dari target Rp 2.189,3 triliun. Penerimaan kepabeanan dan cukai justru diperkirakan melampaui target, yakni mencapai Rp 310,4 triliun atau 102,9% dari target Rp 301,6 triliun.

Baca Juga: Sinyal Lemah dari APBN Tahun Pertama Prabowo-Gibran

Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diperkirakan hanya mencapai Rp 477,2 triliun atau 92,9% dari target Rp 513,6 triliun. Adapun penerimaan hibah ditargetkan sebesar Rp 1 triliun, atau 170,7% dari target Rp 600 miliar.

Di sisi lain, belanja negara diperkirakan mencapai Rp 3.527,5 triliun atau 97,4% dari target Rp 3.621,3 triliun.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga menggunakan sisa anggaran lebih (SAL) Rp 85,6 triliun, agar kenaikan defisit tidak harus semuanya dibiayai dengan utang.

Selanjutnya: Kemendag Dukung Kemitraan Dagang ASEAN-Jepang di Era Geoekonomi

Menarik Dibaca: KBRI New Delhi Keluarkan Imbauan Keamanan untuk WNI di Tengah Situasi Pasca Ledakan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×