kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei SMRC: Warga menganggap ekonomi nasional akan memburuk setahun ke depan


Rabu, 13 Mei 2020 / 06:07 WIB
Survei SMRC: Warga menganggap ekonomi nasional akan memburuk setahun ke depan


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 84% masyarakat Indonesia menilai kondisi ekonomi nasional lebih buruk dibandingkan sebelum ada wabah Covid-19. Hanya 8% warga yang menyatakan tidak ada perubahan dan mereka yang menyatakan lebih baik jauh lebih sedikit, yakni 2%.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, menyampaikan temuan itu dalam hasil survei “Wabah Covid-19: Efektivitas Bantuan Sosial” yang dirilis secara online pada Selasa (12/5).

Baca Juga: Survei SMRC: Bansos terkait wabah Covid-19 tidak tepat sasaran

Survei opini publik nasional tersebut dilakukan melalui telepon pada 5-6 Mei 2020, melibatkan 1.235 responden dengan margin of error 2,9%.

Masyarakat juga cenderung pesimistis dengan kondisi ekonomi dalam setahun ke depan. Mereka yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga membaik pada tahun depan jauh lebih rendah dibandingkan yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga tahun depan memburuk. Hanya 29% yang menganggap akan membaik, sementara 53% menganggap kondisi ekonomi bakal memburuk.

Begitu pula dengan kondisi ekonomi nasional dalam setahun ke depan. Warga yang optimistis hanya 27% dan mereka yang pesimistis 49%.

Bantuan sosial dari pemerintah diperlukan sampai pandemi Covid-19 berakhir dan warga bisa melakukan kegiatan normal. "Maka keberlanjutan bantuan, menambah jumlah warga yang dibantu, mendaftar secara lebih baik warga yang wajib dibantu, dan memperbaiki mekanisme penyaluran bantuan hingga tepat sasaran adalah agenda-agenda mendesak bansos yang harus dilakukan pemerintah pusat dan daerah bersama-sama,” ungkap Abbas.

Baca Juga: Ekonom menilai beberapa aspek dalam kerangka ekonomi makro masih perlu direvisi

Masyarakat juga menilai bantuan sosial dari pemerintah untuk penanggulangan dampak pandemi Covid-19 belum efektif. Sebanyak 49% warga menyatakan bantuan sosial tersebut belum mencapai sasaran. Sementara yang menilai sudah mencapai sasaran lebih sedikit, yakni 37% warga.

Besaran dana yang dikucurkan pemerintah hanya akan berarti apabila bansos menjangkau masyarakat yang membutuhkan dalam kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. “Ini mengkhawatirkan,” kata Abbas.

Menurut temuan penelitian ini, bantuan tersebut dianggap tidak tepat sasaran karena warga melihat ada warga lain yang berhak namun belum menerima bantuan (60%) dan bansos diberikan kepada yang tidak berhak (29%).

Warga yang layak menerima bansos adalah 34%. Mereka adalah yang berada di bawah garis kemiskinan (9,41%) hingga yang berada sedikit di atas garis kemiskinan sebanyak 24,97% merujuk data Susenas BPS 2019.

Baca Juga: Ini beberapa catatan Indef terkait program pemulihan ekonomi nasional

Sedangkan menurut temuan penelitian ini, baru 21% warga yang menyatakan sudah menerima. Berarti masih ada 13% yang belum menerima, atau sekitar 35 juta orang dari populasi nasional 2020 yang diproyeksikan mencapai 271 juta jiwa.

“Kalau kita bandingkan data tersebut, bisa disimpulkan masih ada 13% warga yang mendesak dibantu tapi belum menerima bantuan,” ujar Abbas.

SMRC menilai hal ini merupakan persoalan serius, karena mereka yang tak menerima bantuan bisa kelaparan, tak mampu berobat, tak mampu membayar kontrakan dan persoalan-persoalan mendesak lainnya.

Bantuan yang diberikan pun bisa tidak sepenuhnya diperoleh. Mayoritas warga (55%) yang sudah menerima bansos, menyatakan hanya menerima sembako saja. Mereka yang menyatakan menerima dana Program Keluarga Harapan (PKH) saja 16,6%; yang menyatakan menerima sembako dan PKH saja 11,8%; yang menyatakan menerima sembako dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) saja 10,3%; dan yang menyatakan BLT saja 5,2%.

Baca Juga: Stimulus ke perbankan disiapkan hampir Rp 70 triliun

Sebanyak 87% warga yang sudah mendapatkan bantuan pun menyatakan bahwa bantuan tersebut hanya cukup untuk dua minggu atau kurang.

Mayoritas warga (74%) juga belum tahu bagaimana mendaftar agar dapat bantuan. Terkait proses penyebaran bantuan, mayoritas warga (62%) berharap petugas datang ke warga yang berhak untuk mendaftarkan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×