Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
Dalam survei itu, ada 1.176 pelaku usaha yang menjadi responden dalam survei evaluasi pelaku usaha terhadap kinerja kabinet dan ekonomi di masa pandemi ini, yang diwawancarai melalui telepon. Populasi survei tersebut adalah pelaku usaha di tujuh sektor ekonomi di 9 provinsi yakni Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Sementara tujuh sektor tersebut antara lain pertanian non perikanan dan kelautan, perikanan dan kelautan, pertambangan dan penggalian. Lalu industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi, peralatan mobil dan sepeda motor, serta sektor pengangkutan dan pergudangan. Masing-masing sektor juga terdiri atas skala usaha mikro, kecil, menengah dan besar.
Sampel di masing-masing sektor dan skala usaha dipilih secara acak dengan jumlah yang sama yakni 140 pelaku usaha per sektor, sehingga total sampel awal sebanyak 980 responden, namun untuk kebutuhan analisis dilakukan penambahan jumlah sampel pada sektor pertanian dan sektor perikanan kelautan, masing-masing menjadi 150 dan 350 pelaku usaha.
Pembobotan data pun dilakukan sedemikian rupa sehingga jumlah sampel di masing-masing sektor dan skala usaha seragam. Keseragaman jumlah sampel di setiap sektor dan skala usaha dibuat dengan pertimbangn bahwa respon di setiap sektor dan skala usaha berbobot sama sehingga mempresentasikan pandangan dari setiap kelompok usaha.
Baca Juga: Meski masih di level pesimis, BI: Optimisme konsumen pada Juni 2020 membaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News