kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.280   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI 2025, Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli


Rabu, 04 Juni 2025 / 22:00 WIB
OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI 2025, Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global memang melanda banyak negara


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ekonomi Indonesia tahun ini semakin suram. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 4,7%, dari sebelumnya 4,9%.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global memang melanda banyak negara.

Baca Juga: OECD Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Jadi 4,7%

“Memang pertumbuhan ekonomi dunia sekarang hampir seluruhnya terpangkas,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Rabu (4/6).

Airlangga menilai, salah satu penyebab utama melambatnya perdagangan global adalah perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS).

Dampaknya, pertumbuhan ekonomi sejumlah negara terpangkas antara 0,5% hingga 0,7%.

Menghadapi tekanan ini, pemerintah disebut tengah fokus menjaga daya beli masyarakat sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi domestik.

“Bagi Indonesia, tentu yang penting adalah bagaimana kita bisa menjaga daya beli masyarakat, sehingga pertumbuhan bisa tetap terjaga,” kata Airlangga.

Baca Juga: OECD Proyeksi Konsumsi Masyarakat Indonesia Tetap Melemah di Semester I-2025

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah telah menggulirkan lima paket stimulus ekonomi.

Stimulus ini diharapkan mampu menopang industri padat karya yang terdampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

“Sebagian besar negara OECD juga menyiapkan paket-paket kebijakan serupa untuk menjaga daya beli di tengah situasi seperti sekarang,” pungkasnya.

Selanjutnya: Tak Hanya Indonesia, Airlangga Akui Negara OECD Tebar Insentif guna Redam Tarif Trump

Menarik Dibaca: Ini 7 Perbedaan Tabungan dan Deposito yang Harus Anda Pahami di Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×