kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pelambatan Makin Nyata, OECD Pangkas Lagi Proyeksi Ekonomi RI Tahun Ini Jadi 4,7%


Rabu, 04 Juni 2025 / 04:00 WIB
Pelambatan Makin Nyata, OECD Pangkas Lagi Proyeksi Ekonomi RI Tahun Ini Jadi 4,7%
ILUSTRASI. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ekonomi Indonesia tahun ini kurang cerah. Alhasil, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pun memangkas lagi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.

Dalam laporan terbaru yang dirilis, Selasa (3/6), OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% dari sebelumnya 4,9%.

Pada bulan Maret 2025 lalu, OECD sudah menggunting proyeksi ekonomi Indonesia dari 5,2% menjadi 4,9%.

Dalam laporan terbarunya, OECD juga memperkirakan produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh 4,8% pada tahun 2026.

OECD menyebutkan, inflasi yang rendah dan kondisi keuangan yang membaik akan memacu konsumsi dan investasi swasta di Indonesia. Namun, ketidakpastian tentang kebijakan fiskal domestik akan meredam keuntungan ini, sementara pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat di tengah ketegangan perdagangan global.

Baca Juga: OECD Turunkan Proyeksi Ekonomi RI Jadi 4,9% pada 2025

Inflasi diproyeksikan meningkat menjadi 2,3% pada tahun 2025 dan 3% pada tahun 2026, karena depresiasi mata uang baru-baru ini secara bertahap memengaruhi harga domestik.

Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan melebar sedikit, tetapi penurunan lebih lanjut dalam harga komoditas dapat memperburuk hal ini dengan menekan pendapatan ekspor.

Kebijakan moneter diperkirakan akan terus melonggar selama tahun 2025 dan 2026, karena tekanan inflasi tetap terkendali di tengah pertumbuhan yang lemah.
OECD juga menuliskan, kebijakan fiskal diproyeksikan akan secara umum netral pada tahun 2025, karena peningkatan belanja untuk program makanan gratis dan investasi publik melalui Danantara akan dibiayai oleh pemotongan belanja di tempat lain.

Menurut OECD, mengurangi hambatan regulasi terhadap investasi asing dan meningkatkan efisiensi belanja publik melalui peningkatan penargetan manfaat sosial bagi rumah tangga rentan merupakan prioritas kebijakan jangka menengah utama.

Mengurangi informalitas akan membantu meningkatkan perlindungan sosial dan meningkatkan pendapatan pajak.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4,87% pada kuartal pertama tahun 2025, di tengah investasi yang lemah, konsumsi rumah tangga yang stabil, dan kontribusi positif dari ekspor neto.

Baca Juga: Duh, Utang Indonesia Tren Naik, OECD Sebut Negara Berkembang Terancam Krisis Utang

Selanjutnya: 30 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha 1446 H dengan Desain Terbaru

Menarik Dibaca: 30 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha 1446 H dengan Desain Terbaru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×