kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Surplus Neraca Perdagangan Berpotensi Meningkat pada Oktober 2023


Rabu, 15 November 2023 / 10:07 WIB
Surplus Neraca Perdagangan Berpotensi Meningkat pada Oktober 2023
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Surplus Neraca Perdagangan Berpotensi Meningkat pada Oktober 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia berpotensi mencatat surplus pada Oktober 2023, bahkan meningkat dari bulan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, surplus neraca perdagangan Oktober 2023 mungkin berada di kisaran US$ 3,58 miliar, atau naik dari US$ 3,42 miliar pada September 2023. 

Meski demikian, Josua bilang surplus pada bulan Oktober 2023 ini justru diwarnai dengan penurunan baik kinerja ekspor maupun inpor. 

“Kinerja ekspor dan impor diperkirakan akan terus mengalami kontraksi, dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas, risiko inflasi global yang terus berlanjut dan menyebabkan perlambatan ekonomi global serta penurunan aktivitas perdagangan global,” terang Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (15/11).

Baca Juga: Risiko Resesi Meningkat, Ekonomi Jepang Terkontraksi

Ekspor Indonesia pada Oktober 2023 diperkirakan turun 0,51% secara bulanan atau month over month (mom) dan dibandingkan dengan Oktober 2022, diyakini turun 16,48% year on year (yoy). 

Hampir semua komoditas, terutama batubara dan minyak, mengalami penurunan harga. Harga energi global melemah karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi AS dan China melebihi dampak konflik geopolitik di Timur Tengah. 

Kemudian, PMI Manufaktur China, negara tujuan utama ekspor Indonesia, mengindikasikan kontraksi dengan indeks 49,5. Walaupun, PMI Manufaktur AS tetap stabil di level 50. 

Sementara itu, kinerja impor diperkirakan akan turun 1,54% mom dan bila dibandingkan dengan Oktober 2022 akan turun 10,77% yoy.

Baca Juga: DPR dan Bank Indonesia akan Ambil Keputusan Terkait RATBI 2024 dan RPCT 2024

Ini dipengaruhi oleh PMI Manufaktur Indonesia turun menjadi 51,5, yang mengindikasikan ekspansi aktivitas pabrik dengan laju yang paling lambat sejak Februari 2023.

“Mencerminkan pertumbuhan pesanan baru yang lebih lemah dan penurunan penjualan,” tandas Josua.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan hasil perhitungan neraca dagang Oktober pada hari ini, mulai pukul 11.00 WIB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×