Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Surplus neraca perdagangan Indonesia diproyeksi menyempit di sisa tahun 2025. Sekedar mengingatkan, surplus neraca perdagangan pada Agustus 2025 sebesar US$ 5,3 miliar, dikarenakan adanya faktor front loading dari para eksportir.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, tren surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut pada Agustus 2025, bahkan lebih besar dibandingkan surplus bulan Juli sebelumnya yang sebesar US$ 4,17 miliar.
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, agresivitas eksportir melakukan front loading ini tak lain untuk menghindari pengenaan tarif resiprokal Amerika Serikat.
Meski begitu, Ia memperkirakan, surplus neraca dagang RI masih akan berlanjut hingga bulan berikutnya meski menyempit
Baca Juga: Pemerintah Laporkan Neraca Dagang RI Surplus US$ 5,3 Miliar pada Agustus 2025
"Masih surplus tapi mengecil karena front loading berkurang," ungkap David kepada Kontan, Rabu (24/9/2025).
Sementara itu pemerintah menganggap ini merupakan sinyal positif bagi kinerja ekspor sejalan dengan tren global yang berubah akibat dampak penerapan tarif impor oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Secara kumulatif, Purbaya menyebut surplus neraca dagang selama periode Januari-Agustus mencapai US$ 41,06 miliar. Capaiannya ini melesat hingga 52,3% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar US$ 32,7 miliar.
"Ini pertumbuhan yang amat spektakuler, kalaupun ada orang bilangnya karena mau ada tarif maka frontloading, tetapi kalau saya lihat tetap saja tumbuh ini menunjukkan globalnya enggak jelek-jelek amat. Jadi sekarang kita tinggal menjaga domestiknya seperti apa," jelas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam konfrensi pers APBN Kita belum lama ini.
Meskipun Ia tak menampik bahwa sebagian faktor meningkatnya ekspor Indonesia merupakan startegi industri untuk menghindari tarif impor AS sebesar 19% yang terapkan 7 Agustus.
Secara kumulatif, tren surplus neraca perdagangan periode Januari-Agustus 2025 dipengaruhi oleh meningkatnya surplus dagang nonmigas di saat penurunan defisit, yakni menyusut dari US$ 13,7 miliar tahun lalu menjadi U$ 12,1 miliar pada Januari-Agustus 2025.
Pertumbuhan ekspor non migas (Januari-Agustus) sendiri naik sebesar 7,3% yoy didorong oleh penguatan ekspor sektor industri dan pertanian.
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang RI Melesat, Purbaya: Mesin Ekspor Siap Isi Ekonomi Global
Adapun secara terperinci, kinerja ekspor pada Januari-Agustus 2025 tercatat sebesar US$ 185,3 miliar atau tumbuh 7,8% secara tahunan (yoy), dibandingkan periode yang sama di 2024 yakni sebesar US$ 171,9 miliar.
Khusus pada Agustus 2025, kenaikan ekspor secara tahunan didukung oleh sektor industri pengolahan, yakni komoditas logam dasar nikel dan tembaga.
"Berdasarkan dampak arus barang bea cukai Agustus, kinerja ekspor meningkat terutama ditopang sektor industri pengolahan terutama komoditas logam dasar nikel dan tembaga sejalan dengan upaya hilirisasi mineral," ungkap Purbaya.
Selanjutnya: Banyak Keluhan iPhone 17 Pro Gampang Tergores, Ini Jawaban Apple
Menarik Dibaca: Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Kamis (25/9/2025) Kompak Naik Rp 8.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News