kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Stimulus ekonomi jilid I dan 2 dinilai tak ampuh tangkal dampak wabah corona


Rabu, 18 Maret 2020 / 10:25 WIB
Stimulus ekonomi jilid I dan 2 dinilai tak ampuh tangkal dampak wabah corona
ILUSTRASI. Pameran Manufaktur: Suasana Pameran Manufacturing Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/12). Pameran yang digelar dari 4 Desember 2019 - 7 Desember 2019 ini diikuti oleh 1.500 peserta dari 39 negara seperti Jepang, Amerika Serikat, B


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menilai stimulus jilid 1 dan 2 yang terdiri dari paket kebijakan fiskal dan non-fiskal dinilai tidak mampan.

Indef menilai, paket paket ini tidak mampu menangkal dampak dari virus corona terhadap perekonomian.

Baca Juga: Tangkal Efek Pandemi Corona, BI Diperkirakan Memangkas Suku Bunga Lagi

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyampaikan terkait dengan stimulus pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang hanya diberikan ke sektor industri manufaktur selama enam bulan dinilai tidak efektif.

Padahal, sepengetahuan Bhima tidak hanya industri manufaktur yang terkena dampak virus corona tapi juga sektor lain seperti pariwisata, perdagangan, logistik, hingga pertanian.

Baca Juga: Emas spot perkasa menanti realisasi kebijakan The Fed dan pemerintah AS

“Kenapa yang diberikan hanya ke pekerja industri? Sebaiknya pemerintah merevisi lagi bonus PPh 21 diberikan ke semua sektor terdampak, meskipun hanya berlaku tiga bulan. Itu jauh lebih efektif, “ kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Selanjutnya, Bhima menyoroti, kemudahan dan insentif pajak-bea masuk impor.

Baca Juga: Menyoal efektivitas kebijakan pemerintah dalam menangani corona terhadap laju IHSG

Menurutnya, stimulus tersebut cukup problematic. Ketika pasokan bahan baku impornya terganggu virus korona, seharusnya pemerintah mendorong substitusi bahan baku domestik.

“Yang didorong itu produsen domestiknya bukan bahan baku impor dipermudah. Jadi kesimpulannya stimulus 1 dan 2 kurang efektif dalam menghadapi tekanan virus Korona ke ekonomi,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×