Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rentetan sentimen negatif memengaruhi keyakinan terhadap perbaikan kondisi perekonomian dan perdagangan global di tahun 2020 ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, tantangan pemerintah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap berat di tengah risiko ketidakpastian global yang tinggi.
Baca Juga: Sri Mulyani: Wabah virus corona hapus optimisme perbaikan ekonomi global di 2020
“Risiko bisa sangat unpredictable dan sangat volatil sehingga semua negara wajib selalu mewaspadai dan menyediakan instrumen kebijakan untuk bisa terus menjaga momentum pertumbuhan namun juga tidak buta terhadap environment yang sangat tidak pasti,” tuturnya saat memaparkan Outlook Ekonomi 2020 dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (27/1).
Meningkatnya tensi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, tensi politik akibat proses pemaksulan Presiden Donald Trump di AS, hingga terjadinya wabah Virus Korona dari China menjadi rangkaian sentimen negatif yang menimbulkan pesimisme terhadap perbaikan ekonomi global.
Terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut, kata Sri Mulyani, membuat keyakinan (confidence) terhadap perekonomian menjadi melemah. Keyakinan yang melemah itu dikhawatirkan akan memengaruhi keputusan investasi, yang diharapkan menjadi salah satu sumber utama perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 ini.
Baca Juga: Pemerintah kenakan bea masuk impor untuk produk komponen kulkas
“Sekarang ini, battle terberat kita adalah menjaga confidence di tengah volatilitas dan risiko yang meningkat,” sambungnya.
Seperti yang diketahui, pertumbuhan investasi yang tecermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) struktur PDB Indonesia mengalami pelemahan yang signifikan sepanjang 2019 jika dibandingkan dengan 2018.
Pertumbuhan investasi yang sempat hampir menyentuh 8% pada kuartal I-2018 terus merosot menjadi hanya 4,21% pada kuartal III-2019. Kemenkeu memproyeksi, pertumbuhan investasi pada kuartal IV-2019 sebesar 4,75 sehingga dengan demikian pertumbuhan investasi untuk tahun 2019 secara penuh hanya 4,74%.
Baca Juga: Sri Mulyani menyatakan siap mendukung belanja penguatan alutsista TNI
Dengan kinerja pertumbuhan investasi yang demikian, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi 2029 (full year) hanya sebesar 5,05%.
Sementara tahun ini, target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% disokong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
“Indonesia perlu terus membaca dan melihat apa saja yang menjadi potensi pertumbuhan ekonomi, juga apa saja yang menjadi titik rawan untuk kita jaga agar tidak menimbulkan spill-over ke dalam perekonomian kita,” tutur Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News