kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.778   17,00   0,11%
  • IDX 7.467   -12,81   -0,17%
  • KOMPAS100 1.154   -0,21   -0,02%
  • LQ45 915   1,11   0,12%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 472   1,27   0,27%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,15   0,11%
  • IDXV30 140   1,01   0,73%
  • IDXQ30 157   0,31   0,20%

Sri Mulyani: Perekonomian Global Masih Penuh Ketidakpastian di Paruh Kedua 2023


Senin, 31 Juli 2023 / 10:41 WIB
Sri Mulyani: Perekonomian Global Masih Penuh Ketidakpastian di Paruh Kedua 2023
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat perekonomian global masih penuh ketidakpastian


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global nampaknya belum akan stabil pada tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada semester II 2023 ini pemerintah masih akan terus waspada pada perkembangan perekonomian global, sebab bisa berdampak negatif pada perekonomian Indonesia.

Faktor yang perlu diwaspadai tersebut di antaranya, kebijakan pemerintah Rusia mengakhiri kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam sampai ada kejelasan tentang perjanjian untuk memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia yang tersandera oleh sanksi Barat paska invasi Rusia ke Ukraina.

“Dan hari ini Rusia juga tidak mau memperbarui perjanjian untuk memburu ikan. Ini berarti pada paruh kedua tahun ini kita akan sangat dipengaruhi ketidakpastian dari komoditas global hampir mirip seperti tahun 2022,” tutur Sri Mulyani dalam agenda Penyerahan Insentif Fiskal Kategori Kinerja Pengendalian Inflasi di Daerah Periode I 2023, Senin (31/7).

Faktor lain yang perlu diwaspadai pada paruh kedua tahun ini adalah terkait fenomena El Nino, sebab bisa merusak sektor pertanian, dan akhirnya akan mengerek inflasi khususnya pada inflasi komponen harga bergejolak atau volatile food.

Baca Juga: Pemerintah Tak Kenakan Denda di Ketentuan Baru DHE SDA, Ini Alasannya

Inflasi yang tinggi tersebut, kata Sri Mulyani akan menyebabkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bekerja lebih keras, karena pemerintah harus mengeluarkan kebijakan di level makro untuk menurunkan inflasi.

Sri Mulyani mengatakan, semenjak adanya perang antara Rusia dan Ukraina harga-harga komoditas global mengalami lonjakan cukup tinggi, dan berimbas pada banyak negara. Lonjakan harga komoditas tersebut masih terasa hingga saat ini meskipun sudah mengalami normalisasi alias menurun ke bawah.

Dia mencontohkan, harga natural gas 5dma pada Juni 2023 sudah menurun 34,8% year to date (Ytd) atau sebesar US$ 2,7 per mmbtu. Kemudian, harga batu bara mengalami penurunan sebesar 63,3% ytd atau menjadi US$ 140,3 per metrik ton.

“Sementara itu harga CPO yang melonjak sangat tinggi pada 2022 sebesar US$ 1733,3 per ton, kini pada Juni mengalami kontraksi menjadi US$ 864,7 per ton,” jelasnya.

Meski begitu, bendahara keuangan negara ini mengatakan, pada Juni lalu, harga komoditas memang sedikit merangkak naik. Penyebabnya mungkin karena tensi geopolitik yang terjadi di Ukraina, namun dampaknya terasa ke seluruh dunia.

“Di Ukraina dan Rusia ada perdagangan yang komoditasnya dihasilkan keduanya, tapi karena perang malah distrupsi. Ini adalah fenomena global pernah saya sampaikan akan merembes ke indonesia yang harus kita waspadai,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×