kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sosok Presiden untuk Indonesia baru versi Jokowi


Kamis, 11 April 2013 / 11:02 WIB
Sosok Presiden untuk Indonesia baru versi Jokowi
ILUSTRASI. Twivortiare tayang hari ini, berikut film-film Indonesia yang terbaru di Disney+ Hotstar bulan Agustus 2021.


Sumber: Tribunnews |

JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam kuliah umum di Universitas Pelita Harapan berbicara tentang sosok presiden yang semestinya memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saya disuruh ngomong tentang Indonesia Baru. Bagaimana ya? Tapi saya akan bicara sedikit," ujar Joko Widodo di Hall of Eagles Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Kamis (11/4/2013).

Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan, ada banyak hal yang harus dimiliki seorang Presiden.

Pertama, seorang presiden harus memiliki visi yang jauh ke depan.

"Sebuah negara itu perlu sebuah posisi mau dibawa ke mana. Lalu perlu diferensiasi. Negara perlu membedakan. Jadi dunia tahu Indonesia itu seperti ini. Harus fokus mau kemana," kata Jokowi.

Kedua, presiden harus memiliki sosok yang adil, tidak membedakan antara golongan mampu dengan yang rentan miskin dan miskin.

"Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah, besar diberi ruang. Masyarakat kalau diberi keadilan nanti ikut kok," kata Jokowi. 

Ia mencontohkan dengan kegiatannya melakukan normalisasi kali Pakin, di Pluit, Jakarta Utara. Jokowi menjelaskan saat itu ia tidak mengotakkan pemukiman kumuh, pemukiman untuk pengusaha dan warga lainnya.

"Kanan kiri sudah diduduki dealer, gudang, rumah kumuh yang menjorok ke sungai. Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan tidak ada yang protes. Yang besar, sedang dan kecil kita lakukan sama," tutur Jokowi. 

Ketiga, presiden harus memiliki rekam jejak dan integritas yang baik serta tahan banting atas kritikan yang dilontarkan rakyat.

"Ada apa dikit di twitter, online, facebook itu sudah semua keluar. Kalau pemimpin tidak tahan banting berat juga," tutur Jokowi.

Soal cacian dan makian, Jokowi mengaku sudah menjadi makanan sehari-harinya. Ia mengatakan tidak masalah dirinya dikritik demi kebaikan sebuah kinerja.

"Saya jadi guberur ini sudah banyak yang ngomong di online, dimanapun banyak. Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering kurang sehat. Ya tidak apa-apa. Sampaikan saja," kata Jokowi.

(Imanuel Nicolas Manafe/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×