Sumber: Kompas.com | Editor: Khomarul Hidayat
Dari kejadian pagi ini, Mbah Rono menyampaikan, terjadinya letusan kemarin mengapa justru diributkan saat ini, bukan ketika Gunung Anak Krakatau selama satu tahun meletus secara terus-menerus?
Menurut dia, letusan Gunung Anak Krakatau menjadi daya tarik wisata minat khusus, di mana para wisatawan sudah paham bagaimana aturan menonton kejadian alam tersebut.
Baca Juga: Dua kali erupsi, Gunung Anak Krakatau semburkan abu tebal
"Siapa yang menikmati atraksi alam Gunung Anak Krakatau? Beberapa kapal pesiar internasional mewah, kita sempat diundang naik kapal tersebut dan menceritakan mengenai ibunya alias Gunung Krakatau yang nakal dengan tsunaminya, sementara si anak yang dinamis ingin cepat besar dengan cara meletus," terang Mbah Rono.
Terkait kisah itulah perbedaan antara fenomena alam, Mbah Rono menganggap fenomena tersebut dapat menjadi tontonan, bukan untuk ditakuti.
Tidak perlu takut suara dentuman
Terkait dentuman, ia hanya berkomentar bahwa saat malam hari yang sepi, semua orang mengisolasi diri, suara dari kendaraan lenyap terimbas virus corona. Oleh karena itu, dentuman Gunung Anak Krakatau membahana, mengusir sepi. Karena itulah alam.
"Pernah saya dipanggil Gubernur Banten, Ibu Atut, karena jika malam masyarakat khawatir dengan suara dentuman Gunung Anak Krakatau. Saya jawab, siang juga ada dentuman, tidak terdengar karena bising kendaraan dan lainnya," lanjut Mbah Rono.
Ia mengimbau masyarakat tidak perlu takut, karena Indonesia memiliki banyak gunung api, ini yang menjadi daya tarik jika dibandingkan negara lain.
Baca Juga: Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau sudah reda, status masih waspada
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Suara Dentuman Misterius, Berikut Analisis dari Ahli Vulkanologi".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News