Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Hingga saat ini, Departemen Perdagangan (Depdag) belum merilis izin ekspor beras bagi Bulog. Kasubdiv Pembelian dan Perdagangan Bulog Sonya Mamoriska Harahap mengatakan bahwa pihaknya akan terus melobi Depdag agar bisa mengeluarkan perizinan tersebut. “Sampai saat kita masih menunggu izin ekspor dari Mendag. Depdag dan Menko meminta agar ada izin jelas baik jumlah, negara tujuan, bahkan sampai nama pelabuhan dan nama kapal. Tapi kami sampaikan keberatan,” kata Sonya, kemarin.
Menurutnya kejelasan seperti itu hanya bisa dicapai kalau ada kontrak antara pembeli dan penyedia barang terlebih dahulu. Sementara tanpa izin itu, Bulog tidak bisa melakukan kontrak. “Kalau memang pemerintah mengijinkan ekspor 100.000 maka sebaiknya izin induk diberikan dulu. Baru nanti Bulog yang akan membagikan ke suplier dan buyer,” katanya.
Sementara itu Direktur Utama Bulog Mustafa Abubakar mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan beberapa kali pembahasan dengan suplier dan buyer. “Suplier ada 9 yang beras super dan 2 beras organik sehingga ada 11 suplier, sedangkan buyer ada 9 pembeli yang sudah sering ikut rapat bersama Bulog,” katanya, kemarin.
Dalam rapat tersebut, Bulog bahkan sudah mencapai kesepakatan tata cara ekspor dan pola-pola kerjasama pembelian antara suplier dengan Bulog dan antara Bulog dengan buyer. Negara tujuan ekspor beras premium tersebut adalah Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. “Jika dikaitkan dengan musim panen maka Maret April 2009 ini adalah waktu yang terbaik. Kita masih yakin untuk memanfaatkan musim panen 2009, sehingga ekspor masih bisa dilaksanakan,” katanya.
Bulog sebagai operator, maka ekspor hanya akan dilakukan jika ada izin, “Kalau ada izin ya kita laksanakan kalau nggak ada izin maka tidak akan kita laksanakan,” kata Sonya. Ekspor dikaitkan dengan musium panen, saat panen maka ekspor baru bisa dilakukan sedangkan kalau tidak ada panen maka jangan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News