kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Skala Survei Indonesia: Elektabilitas Capres, Prabowo Masih Teratas


Selasa, 19 Juli 2022 / 21:09 WIB
Skala Survei Indonesia: Elektabilitas Capres, Prabowo Masih Teratas
ILUSTRASI. Abdul Hakim MS, Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih 20 bulan lagi digelar, Pilpres 2024 sudah menjadi topik panas sejak hari ini. Adanya aturan ambang batas 20% [Presidential Threshold/PT 20%] bagi partai politik untuk bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden, membuat 9 parpol berkursi di DPR RI sudah mulai bermanuver sejak dini.

Berbagai penjajagan koalisi dini sudah mengemuka. Sebut saja ada koalisi partai Golkar, PAN, dan PPP yang berlabel KIB. Ada juga penjajagan koalisi antara Partai Gerindra dan PKB dengan slogan “Kebangkitan Indonesia Raya”.

Ada pula koalisi prematur yang coba digalang PKS dengan stempel “Semut Merah”. Penjajagan koalisi permulaan parpol-parpol ini tak lain dilakukan sebagai upaya agar syarat 20% kursi DPR RI bisa terpenuhi guna mengusung kandidat calon presiden.

Saat ini, dari 9 parpol berkursi di DPR RI, jika terdistribusi secara proporsional untuk mendapatkan angka 20% kursi, maka maksimal akan memunculkan empat kelompok koalisi. PDIP yang memiliki 22.3% kursi, tidak perlu mencari pasangan koalisi.

Baca Juga: Inilah Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2024, Sudah Ada 42 Parpol

Sementara Partai Gerindra dan Partai Golkar yang memiliki 13.6% dan 14.8% kursi, hanya perlu mencari satu teman koalisi, selain dengan PPP. Untuk Nasdem dan PKB yang masing-masing memiliki 10.3% dan 10.1% kursi, seandainya mereka berkoalisi sudah mencukupi.

Sisanya, Partai Demokrat yang memiliki 9.4% kursi, PKS 8.7% kursi, PAN 7.7% kursi, dan PPP 3.3% kursi, masih memungkinkan untuk membentuk satu koalisi lagi.

Pertanyaan menariknya adalah, apakah kira-kira yang akan menjadi kriteria parpol-parpol dalam mencari pasangan koalisi menghadapi pilpres 2024?

“Saya melihat, setidaknya ada dua perkara penting yang akan dijadikan rujukan utama parpol-parpol ini dalam menjajaki pilihan koalisi. Perkara nomor satu terkait siapakah tokoh capres yang akan diajukan parpol. Perkara nomor dua, bagaimana koalisi ini bisa memberikan imbas baik bagi keberlangsungan eksistensi parpol bersangkutan dalam pileg 2024 nanti,” kata Abdul Hakim MS, Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (19/7).

Dalam upaya membangun koalisi, maka parpol-parpol tentu akan sangat mempertimbangkan nama capres yang akan diusung. Dalam poin ini, saya melihat setidaknya parpol-parpol akan merujuk tiga poin utama sebagai bahan pertimbangan.

Pertama, terkait elektabilitas capres terkait. Kedua, kemungkinan capres tersebut mendapatkan boarding pass tiket parpol. Ketiga, capres yang diusung harus bisa menjadi jawaban untuk menyelesaikan persoalan-persoalan utama yang sedang dihadapi masyarakat.

Dari sisi elektabilitas, 10 nama capres yang menduduki posisi 10 besar sudah terdeteksi. Dalam survei Skala Survei Indonesia (SSI) yang dilakukan dalam rentang waktu 3 – 12 Juli 2022, Prabowo Subianto masih memimpin rute kontestasi. 

Prabowo Subianto (25,08%), Ganjar Pranowo (20,83%), Anies Baswedan (20,75%), Ridwan Kamil (5,92%), Sandiaga Uno (3,33%), Agus Harimurti Yudhoyono (2,67%), Erick Thohir (2,50%), Puan Maharani (1,17%), Khofifah Indar Parawansa (0,50%), dan Airlangga Hartato (0,25%)

Baca Juga: Pemenang Pemilu 2024 Ditentukan Kolaborasi Parpol Populer dan Capres Cawapres Favorit

Rujukan tingkat eleksi capres-capres ini tentu akan menjadi pertimbangan parpol dalam membangun koalisi.

Survei ini sendiri dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode sampling multistage random sampling dengan margin of error ± 2,83% dan tingkat kepercayaan 95,0%. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka langsung dengan responden menggunakan kuesioner.

Dari sisi kemungkinan mendapatkan boarding pass tiket capres, tentu hal ini akan mengacu pada indikator internal masing-masing parpol. Jika kita lihat saat ini, dari komposisi 9 parpol berkursi di DPR RI, nama-nama capres yang mulai mengemuka untuk diberikan boarding pass sudah mulai kelihatan.

PDIP akan memajukan nama Puan Maharani. Partai Gerindra akan mengusung nama Prabowo Subianto. Partai Golkar akan mendorong Airlangga Hartarto.

PKB akan menyorong Cak Imin. PAN menyorong Zulkifli Hasan, dan Demokrat akan merekomendasikan AHY. Tinggal Nasdem, PKS, dan PPP yang hingga saat ini belum mengerucut pada satu nama.

“Dari komposisi ini bisa kita lihat bahwa dari nama-nama dalam list 10 besar pemilik elektabilitas tertinggi yang sudah disebut pada poin pertama, dan nama-nama yang sudah mengemuka untuk mendapatkan boarding pass tiket capres dari internal 9 parpol berkursi di DPR RI, hanya nama Prabowo Subianto yang menurut hemat saya paling memiliki peluang untuk mendapatkan garansi tiket boarding pass maju sebagai Capres dari parpolnya,” jelasnya.

Sementara untuk nama-nama lainnya, bagi yang memiliki elektabilitas baik seperti Ganjar, Anies, Erick Thohir, dan Sandiaga uno masih terkendala di parpol karena mereka bukan pemegang kunci pencapresan parpol, atau bahkan tuna parpol.

Sementara nama-nama yang memiliki potensi dapat boarding pass dari parpol masing-masing, masih terkendala oleh tingkat elektabilitas yang tak kunjung bisa dikerek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×