kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Simak tantangan ekonomi Indonesia tahun 2020


Rabu, 21 Agustus 2019 / 17:37 WIB
Simak tantangan ekonomi Indonesia tahun 2020
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas Pelni Logistics


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mengklaim telah mengidentifikasi tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2020. Untuk itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memasukkan solusi mengatasi tantangan tersebut dalam RAPBN 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan yang dihadapi Indonesia tahun depan ada dua. Baik dari dalam maupun dari luar negeri. Tantangan luar negeri adalah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang AS dan China yang membuat ekspor Indonesia turun.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani jengkel sering disalahkan soal defisit BPJS Kesehatan 

Kondisi ini membuat volatilitas dari nilai tukar, maupun capital flow, dan cost of borrowing yang meningkat. Kondisi eksternal yang menjurus pada downside risk ini, menurut Sri Mulyani, disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, banyak negara besar dunia yang saat ini sudah mengalami potensi resesi, di antaranya adalah Jerman Barat, Singapura, Argentina, Meksiko, dan Brazil yang bahkan baru saja melakukan pemilihan presiden.

Selain resesi, ada juga Eropa yang muncul dengan permasalahan tentang Brexit nya.

Perang dagang antara Amerika dan China juga masih menjadi hal yang perlu diwaspadai. Belum lagi kondisi di kawasan Asia, termasuk India yang kini mulai mengalami kontraksi, padahal India menjadi motor penggerak ekonomi di antara emerging country.

Kedua, ada juga tantangan dari luar yang bersifat natural seperti pergantian iklim yang tidak menentu. Lalu ada juga policy make seperti hal kenaikan dan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed). 

Baca Juga: Sri Mulyani beberkan penyebab BPJS Kesehatan terus mengalami defisit 

Dari faktor policy make sendiri, ada juga tentang ketidakpastian arah kebijakan karena meningkatnya tensi politik. Terakhir, adalah tantangan geopolitik. Sri Mulyani mengambil contoh tindakan Amerika Serikat terhadap perusahaan Huawei.

Sementara dari sisi internal, Menkeu mengungkapkan adanya tantangan yang bersifat temporer atau sementara, serta fundamental structural.

"Yang temporer sebagai contoh adalah musim. Musim hujan, musim kemarau, apalagi yang bersifat ekstrem. Lalu ada juga siklus politik," tambah Sri Mulyani.

Untuk yang bersifat fundamental, yang memengaruhi perekonomian Indonesia adalah biasanya menyangkut faktor produksi, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dari sisi capital, yaitu dengan melakukan generalisasi saving pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor keuangan demi menunjang pertumbuhan ekonomi.

Lalu ada juga faktor yang menyangkut fundamental struktural, seperti efisiensi dan produktivitas. 

Baca Juga: Duh, sentimen ketidakpastian yang tinggi mengelilingi penyusunan APBN 2020 

"Ini terkait dengan ketersediaan infrastruktur, kebijakan, yang semuanya akan menentukan kemampuan ekonomi untuk menghasilkan output, outcome, dan efek positif dengan biaya seefisien mungkin," tambah Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×