Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melantik 12 wakil menteri, beban keuangan Kabinet Indonesia Maju bertambah dengan direkrutnya 14 orang staf khusus. Tujuh dari staf khusus tersebut berasal dari kalangan milenial.
"Ketujuh anak muda akan menjadi teman diskusi saya mencari gagasan baru yang out of the box," ujar Presiden Joko Widodo saat mengenalkan 7 staf khusus milenial di Istana Merdeka, Kamis (21/11).
Baca Juga: Tujuh staf khusus Jokowi dinilai hanya membebankan keuangan negara saja
Tujuh anak muda tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda. Sebagian besar merupakan pengembang usaha start up di berbagai sektor seperti sektor kreatif, pendidikan, hingga teknologi keuangan (tekfin).
Bahkan 6 dari 7 orang tersebut saat ini memiliki jabatan di perusahaannya masing - masing. Kesibukan tersebut pula yang membuat Jokowi bilang tidak perlu hadir di kantor.
"Tidak full time beliau-beliau ini sudah memiliki kegiatan, memiliki pekerjaan yang bisa mingguan, tidak harus ketemu, tapi minimal 1 atau 2 minggu ketemu tidak harus harian ketemu, tapi masukan setiap jam, setiap menit bisa saja," terang Jokowi.
Baca Juga: Angkie Yudistia: Gaji staf khusus presiden sebesar Rp 51 juta bukan hal fantastis
Untuk itu pemerintah harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 144 tahun 2015, seorang staf khusus mendapat hak keuangan sebesar Rp 51 juta.
Angka tersebut sudah termasuk dengan tunjangan dan lainnya. Dengan uang tersebut belum ada pembagian khusus, Jokowi hanya bilang akan bekerja bersama kecuali Angkie Yudistira yang juga menjadi juru bicara presiden untuk masalah sosial.