kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,77   -22,96   -2.48%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serba pertama di Kabinet Indonesia Maju


Kamis, 24 Oktober 2019 / 10:46 WIB
Serba pertama di Kabinet Indonesia Maju
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Maruf Amin memperkenalkan calon menteri Kabinet Indonesia Maju di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

2.  Kemendagri diisi polisi
Tito Karnavian menjadi polisi pertama yang menjabat Menteri Dalam Negeri. Ia menanggalkan posisinya sebagai Kepala Polri dan dilantik jadi menteri. 

Sebelumnya, Mendagri ditempati politisi dan anggota atau purnawirawan TNI. Mayoritas Mendagri terdahulu berlatar belakang militer. Sisanya merupakan kader partai murni atau TNI yang masuk parpol. 

Tito Karnavian mengatakan, langkah awal yang akan dilakukan sebagai Mendagri baru ialah mengidentifikasi sejumlah persoalan yang harus ia selesaikan. 

Dia mengaku sudah memahami misi apa saja yang disampaikan Presiden Joko Widodo ke dirinya. Ia juga akan menjalankan tugas pertamanya sebagai Mendagri dengan berkunjung ke Papua pada Jumat (25/10). 

Secara pengelolaan manajemen, Tito menyebut, bakal lebih mudah menjadi Kapolri ketimbang Mendagri. 

"Kalau Kapolri saya kira jauh lebih gampang dalam mengelola secara manajemen. Karena memiliki budaya dan kultur yang relatif sama, sehingga dengan adanya komando tunggal dari atas sampe ke bawah bawah sama," kata Tito. 

Baca Juga: Nama Nadiem Makarim paling dikepoin netizen, bagaimana Prabowo?

3. Mendikbud diisi pengusaha muda 
Penunjukkan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mungkin mengejutkan banyak orang. Bagaimana tidak, Nadiem bukan sosok yang memiliki latar belakang sebagai akademisi atau pendidik, melainkan pengusaha. 

Diketahui, Nadiem merupakan pendiri e-commerce Zalora dan aplikator transportasi online Go-Jek. Nadiem mengaku tidak mempunyai rencana seratus hari pertama. Menurut dia, rencana 100 hari pertamanya adalah berdiskusi dengan pakar-pakar pendidikan. 

"Saya bukan di sini untuk menjadi guru, saya di sini untuk menjadi murid. Saya mulai dari nol di pendidikan dan saya akan belajar sebanyak-banyaknya," kata Nadiem. 

Nadiem menyampaikan meski demikian dirinya adalah pribadi yang cepat untuk belajar. "Mohon satu hal kepada para dirjen, mohon sabar dengan saya walau saya bukan dari latar belakang pendidikan tapi saya murid yang cepat baik. Saya belajar cepat," ujar dia. 

Nadiem memandang pendidikan sebagai satu-satunya solusi jangka panjang untuk semua negara untuk berkembang. Hal itulah yang membuatnya bersedia meninggalkan posisi CEO Gojek untuk membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf. 

"Tapi ke depannya saya harus jujur, tantangannya akan luar biasa, di bawah saya itu juga bukan hanya Mendikbud yang tradisional tapi juga digabung dengan pendidikan tinggi, itu semua ter-integrated. Tapi itu baik, itu berita baik, karena semua strategi akan terpadu," kata dia. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×