Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 hingga akhir tahun mencapai Rp 2.310 triliun atau setara 93,9% dari pagu APBN 2019 yakni sebesar Rp 2.461,11 triliun.
Secara tahunan, belanja negara tumbuh 4,4% dibandingkan tahun 2018. Pertumbuhan belanja negara melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 10,3% yoy.
Baca Juga: Dua ekonom ini beberkan dampak meningkatnya tensi AS-Iran ke Indonesia
Pertumbuhan belanja negara ditopang oleh serapan belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.498,9 triliun atau tumbuh 3% year on year (yoy).
Realisasi belanja pemerintah pusat terdiri belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 876,4 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp 622,6 triliun. Secara keseluruhan, belanja pemerintah pusat telah memenuhi 91,7% dari pagu yang ditetapkan yakni senilai Rp 1.634,34 triliun untuk sepanjang 2019.
Sementara, belanja untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai Rp 811,3 triliun atau tumbuh 7,1% dibandingkan tahun 2018. Realisasi TKDD tersebut memenuhi 98,1% dari pagu yang ditetapkan dalam APBN 2019 sebesar Rp 826,77 triliun.
Realisasi TKDD meliputi transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 741,5 triliun. Adapun penyaluran dana desa mencapai Rp 69,8 triliun.
Baca Juga: Perubahan skema dana pensiun PNS jadi fully funded tunggu PP
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, serapan belanja pemerintah pusat di 2019 yang hanya 91,7% memang lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2018, serapan belanja pemerintah mencapai 100,1% dari pagu.
“Namun dari sisi nominal yang terealisasi, belanja kementerian dan lembaga (K/L) maupun non K/L tetap paling tinggi dalam periode lima tahun terakhir,” tutur Menkeu saat memaparkan realisasi sementara APBN 2019.
Direktur Jenderal Anggaran Askolani menambahkan, realisasi belanja pemerintah pusat yang lebih rendah disebabkan oleh realisasi belanja subsidi yang juga rendah yaitu Rp 201,8 triliun atau tumbuh negatif 6,9% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Realisasi pembayaran bunga utang Indonesia capai Rp 275,5 triliun
Belanja subsidi lebih rendah disebabkan oleh realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) serta menguatnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun lalu sehingga pembayaran yang dilakukan berada di bawah target APBN 2019.
Kemenkeu mencatat, realisasi ICP tahun 2019 hanya sebesar US$ 62 dibandingkan asumsi dalam APBN yang sebesar US$ 70 per barel. Begitu juga dengan realisasi nilai tukar rupiah yang tercatat hanya Rp 14.146 per dollar AS, jauh lebih kuat dari asumsi dalam APBN yang sebesar RP 15.000 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News