kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selama Ramadan, BPOM temukan 290.681 produk yang tidak memenuhi ketentuan


Jumat, 15 Mei 2020 / 12:03 WIB
Selama Ramadan, BPOM temukan 290.681 produk yang tidak memenuhi ketentuan
ILUSTRASI. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (19/7/2019). Rapat tersebut membahas mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN TA 2018. ANTAR


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

BPOM mencatat, berdasarkan lokasi temuan, jenis pangan TIE banyak ditemukan di Surakarta, Banyumas, Banggai, Manokwari, dan Sorong, dengan jenis pangan berupa Bahan Tambahan Pangan (BTP), teh, roti, makanan ringan, dan sirup.

Kemudian, temuan pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Manokwari, Sorong, Mimika, Morotai, dan Aceh Tengah dengan jenis pangan minuman serbuk, minuman berkarbonasi, mentega, wafer, dan makanan ringan.

Baca Juga: Harapan, GSK uji obat yang bisa ringankan efek menghancurkan dari corona

Temuan pangan rusak dengan jenis pangan minuman berperisa, susu, krimer, biskuit, dan makanan ringan banyak ditemukan di Manokwari, Gorontalo, Aceh Tengah, Sorong, dan Surakarta.

Selain itu, hasil pengawasan pangan jajanan berbuka puasa (takjil) menunjukkan bahwa dari 6.677 sampel yang diperiksa, sebanyak 73 sampel (1,09%) Tidak Memenuhi Syarat (TMS) karena mengandung bahan yang disalahgunakan dalam pangan (formalin, boraks, rhodamin B, methanyl yellow).

Sementara itu, temuan bahan berbahaya yang paling banyak disalahgunakan adalah formalin (45%), diikuti rhodamin B (37%), boraks (17%), dan methanyl yellow (1%). Jenis pangan yang banyak ditemui mengandung bahan berbahaya tersebut adalah kudapan, minuman berwarna, makanan ringan, mie, lauk pauk, bubur dan es.

Baca Juga: BKPM: Kendati ada wabah corona, izin komersial terus diburu

Jika dibandingkan dengan tahun 2019, terjadi penurunan persentase TMS terhadap jumlah sampel sebesar 1,96%, yaitu dari 3,05% pada tahun 2019 menjadi 1,09% pada tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×