Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penarikan pinjaman secara multilateral menjadi salah satu cara pemerintah membiayai defisit anggaran sepanjang tahun ini.
Yang terbaru, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mengatakan pemerintah menarik pinjaman dari institusi internasional yaitu Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 500 juta pada bulan Juli 2019.
Baca Juga: Pasar Mulai Stabil, SBN Baru Kemungkinan Memberi Bunga Lebih Rendah
Adapun, hingga Juli lalu, Luky mengatakan total penarikan pinjaman secara multilateral mencapai US$ 2 miliar. “Sekitar US$ 1 miliar lagi dari World Bank,” ujar Luky, Kamis (8/8).
Penarikan pinjaman secara multilateral, lanjutnya, bersifat fleksibel untuk dilakukan oleh pemerintah. Biasanya, keputusan menambah utang melalui pinjaman multilateral diambil saat pasar modal mengalami tekanan sehingga pemerintah sulit dan berisiko jika menambah sumber pembiayaan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN).
Adapun sesuai dengan prognosis pemerintah yang telah disampaikan di DPR pada Juli lalu, defisit APBN 2019 diperkirakan mencapai Rp 310,8 triliun atau 1,93% dari produk domestik bruto (PDB).
Baca Juga: Prabowo-Sandi usung skema keuangan yang lebih inovatif untuk pendanaan infrastruktur
Perkiraan tersebut lebih besar dari target defisit yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp 296 triliun atau 1,84% dari PDB.
Luky mengatakan, pemerintah belum menetapkan strategi apa yang akan ditempuh untuk menambah sumber pembiayaan untuk defisit anggaran tersebut.
“Kami masih melihat kondisi market. Tapi kami punya fleksibilitas, punya pilihan untuk menarik pinjaman atau menerbitkan SBN lagi,” ungkap dia.
Sepanjang semester I-2019, pembiayaan utang pemerintah mencapai Rp 180,45 triliun. Pembiayaan utang terdiri dari penerbitan SBN neto sebesar Rp 195,72 triliun dan pinjaman neto sebesar (minus) Rp 15,27 triliun.
Baca Juga: Pemerintah berencana gunakan SAL untuk operasional awal tahun 2012
Pinjaman neto terdiri dari pinjaman dalam negeri yang mencapai Rp 388,2 miliar dan pinjaman luar negeri yang mencapai Rp 14,88 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News