kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

SE Menkes: Seluruh Kasus Omicron Harus Diisolasi di Rumah Sakit, Biaya dari APBN


Kamis, 06 Januari 2022 / 15:23 WIB
SE Menkes: Seluruh Kasus Omicron Harus Diisolasi di Rumah Sakit, Biaya dari APBN
ILUSTRASI. Seluruh kasus probable dan konfirmasi varian Omicron, baik yang bergejala maupun tidak, harus diisolasi di rumah sakit.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran No. HK.02.01/MENKES/1391/2021 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron (B.1.529). SE yang diterbitkan pada Kamis (30/12) ini sebagai upaya agar Indonesia segera pulih dan bangkit dari COVID-19.

"Dalam SE diatur mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam mencegah dan mengendalikan varian Omicron," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam keterangan tertulis, Kamis (6/1).

Dalam SE tersebut, Johnny menyebut, seluruh Gubernur, Bupati/Walikota, Kadinkes Provinsi/Kab/Kota diminta melaksanakan beberapa ketentuan, diantaranya:

1. Seluruh kasus probable dan konfirmasi varian Omicron, baik yang bergejala maupun tidak, harus diisolasi di rumah sakit.

2. Setiap kasus probable dan konfirmasi varian Omicron harus segera dilakukan pelacakan kontak dalam waktu 1 x 24 jam untuk penemuan kontak erat. Setelah ditemukan, setiap kontak erat wajib segera dikarantina selama 10 hari di fasilitas karantina terpusat dan pemeriksaan entry dan exit test menggunakan pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Tests atau NAAT.

Baca Juga: Omicron Menyerang, Luhut Tegaskan Indonesia Sudah Siap

3. Jika hasil pemeriksaan NAAT positif, maka harus dilanjutkan pemeriksaan SGTF di laboratorium dan secara paralel spesimen dikirim ke laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS) terdekat.

4. Dinkes Provinsi/Kab/Kota melakukan pencatatan dan pelaporan serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, dengan menggunakan aplikasi Allrecord TC-19.

5. Pembiayaan isolasi di rumah sakit dan karantina terpusat dibebankan pada APBN dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Johnny menambahkan, dalam SE juga diatur secara rinci mengenai definisi dan cara menemukan kontak erat serta kriteria selesai isolasi dan sembuh pada kasus probable dan konfirmasi varian Omicron

Selain penerbitan SE tersebut, Menkominfo menilai perlu optimalisasi kerjasama dengan pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait merupakan salah satu kunci dalam pencegahan dan pengendalian varian Omicron di Tanah Air.
 
Johnny pun memastikan, pemerintah terus bekerja keras agar Indonesia segera pulih dan bangkit dari Covid-19, termasuk varian baru Omicron. Ancaman varian Omicron membutuhkan respon cepat agar penularan berkelanjutan dapat segera dicegah.

"Dengan kerjasama yang optimal, pemerintah optimis Indonesia segera keluar dari krisis Covid-19," ujarnya.

Baca Juga: WHO: Melonjaknya Kasus Omicron Bisa Sebabkan Varian Covid-19 yang Lebih Berbahaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×