kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat bursa saham ambruk hanya karena pernyataan Anies Baswedan


Sabtu, 12 September 2020 / 18:31 WIB
Saat bursa saham ambruk hanya karena pernyataan Anies Baswedan
ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Kamis (16/7) menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi Fase I hingga dua minggu ke depan yakni Jumat 17 Juli -Kamis 30 Juli 2020.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan kembali PSBB Jakarta mendapat respons negatif dari pasar keuangan.

Hal itu terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabugan (IHSG) hingga 5% lebih dalam sehari, setelah pernyataan PSBB Jakarta oleh Anies.

Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat menyayangkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memutuskan untuk menarik rem darurat berupa penerapan kembali PSBB pada pekan depan.

Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengatakan, pernyataan Anies tersebut menimbulkan sentimen negatif yang membawa lantai bursa memerah.

Baca Juga: Orang terkaya RI, Budi Hartono surati Jokowi tolak PSBB Jakarta

"Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan bombastis, dramatis, oleh gubernur DKI Anies Baswedan sehingga menimbulkan hal yang  tidak perlu, sehingga mebakar ludes 300 triliun saham kita berguguran," ujar Said, Jumat (11/9).

Dirinya juga menganggap kalau pernyataan tersebut juga menghempas upaya yang telah dilakukan oleh otoritas terkait seperti Bank Indonesia (BI) dalam menjaga kestabilan sektor keuangan maupun nilai tukar rupiah.

"Kita khawatir, kalau upaya yang dilakukan gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua kalau tidak ada koordinasi yang baik di semua unit," katanya.

Baca Juga: Melihat dampak PSBB Jakarta terhadap ekonomi di Ibu Kota

Ke depannya, Said melihat kalau tantangan bank sentral serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa semakin berat. Untuk itu, BI dan OJK perlu bekerja lebih keras dalam menjaga sektor keuangan.

"Kalau korporasi hancur, maka ritel akan hancur. Dan ini adalah tantangan berat OJK maupun BI," tandasnya.

Selanjutnya: Jokowi berbeda pendapat dengan Anies Baswedan soal PSBB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×