Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berharap, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hanya bersifat sementara.
Perlu diketahui, nilai tukar rupiah di pasar spot terus melemah hingga akhir perdagangan Rabu (19/3), rupiah ditutup ke level Rp 16.531 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,63% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.428 per dolar AS.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyampaikan, BI akan terus berada di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
“BI akan terus berada di market, kita juga beberapa hari ini menunjukkan ke market bahwa koreksi rupiah ini kita harapkan sementara,” tutur Destry dalam konferensi pers, Rabu (19/3).
Baca Juga: BI Sudah Borong SBN Rp 70,74 Triliun, untuk Stabilkan Rupiah
BI melakukan intervensi baik di pasar spot, maupun Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). Bahkan, bila diperlukan BI juga akan membeli surat berharga negara (SBN).
Meski demikian, Destry menyebut, pergerakan rupiah selama ini relatif stabil dengan negara peers. Rupiah memang mengalami gonjang-ganjing karena menghadapi ketidakpastian global yang tinggi.
Ia juga berharap, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat anjlok lebih dari 5% pada Selasa (18/3) dan sempat dihentikan perdagangannya (trading halt), hanya bersifat sementara dan tidak terlalu signifikan mempengaruhi rupiah.
“Jadi kita harapkan bahwa apa yg terjadi kemarin sifatnya sementara, karena shock kebijakan di global,” Jelasnya.
Selain itu, Destry juga menyoroti, sejak awal tahun hingga menjelang akhir 2024 harga saham juga menghadapi koreksi yang besar, yang dipicu oleh sentimen global dan domestik.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.531 Per Dolar AS Hari Ini (19/3), Terburuk di Asia
“Saham memang sangat dekat kaitannya dengan sentimen di ekonomi, baik global yang akhirnya berpengaruh ke domestik. Kalau kita lihat berbagai kebijakan Trump akan memberikan dampak terhadap ekonomi secara keseluruhan," terangnya.
Adapun kondisi saham secara year to date (ytd) dari Januari-Maret 2025 mencatat outflow Rp 22 triliun. Sedangkan untuk Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) inflow Rp 25 triliun.
“Artinya kalau kita bicara SBN SRBI lebih ke fundamental, jadi kita harapkan bahwa apa yang terjadi kemarin sifatnya temporer, karena shock kebijakan di global,” tandasnya.
Selanjutnya: Preview Uruguay vs Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Sabtu 22 Maret 2025
Menarik Dibaca: 30 Ucapan World Down Syndrome Day Penuh Motivasi dan Semangat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News