kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga BI Rate di Level 5,75% pada Maret 2025


Rabu, 19 Maret 2025 / 14:40 WIB
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga BI Rate di Level 5,75% pada Maret 2025
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Gubernur BI memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (19/3/2025). 


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan alias BI rate di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 18-19 Maret 2025.

Bukan hanya suku bunga acuan, suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,00%, dan suku bunga lending facility dipertahankan di level 6,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan upaya BI menjaga agar perkiraan inflasi di 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah sebesar 2,5% plus minus 1%.

“Dalam RDG 18-19 Maret 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-rate di level 5,75%,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/3).

Baca Juga: Likuiditas Ketat, Perubahan BI Rate Tak Banyak Berdampak pada Cost of Fund Perbankan

Selain itu juga untuk menjaga stabilitasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ke depan, BI terus memperhatikan prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam memanfaatkan ruang penurunan BI-rate kebijakan lebih lanjut, dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar rupiah.

Lebih lanjut, Perry juga menyampaikan, kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

Baca Juga: Bank Digital Masih Tawarkan Bunga Tinggi meski BI Rate Dipangkas, Ini Sebabnya

Selanjutnya: Bayan Resources (BYAN) Bubarkan Anak Usahanya di Australia

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Wilayah Yogyakarta, Hujan Ringan masih Guyur 3 Daerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×