Reporter: Indra Khairuman | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ruang untuk menurunkan suku bunga acuan masih ada, sejalan dengan keadaan ekonomi domestik menunjukkan tanda-tanda melemah dan tekanan dari global mulai mereda. Tindakan ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan iklim suku bunga yang lebih rendah, sehingga biaya utang bisa menjadi lebih terjangkau bagi masyaralat.
Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank Indonesia, mengatakan bahwa setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada bulan ini, masih terdapat ruang untuk menurunkan suku bunga acuan setidaknya 25 bps lagi.
Ia menekankan bahwa penurunan suku bunga akan terjadi saat tekanan global mereda dan ekonomi domestik menunjukkan tanda-tanda melemah.
Ini menunjukkan bahwa BI memiliki ruang untuk melakukan penyesuaian lebih lanjut pada kebijakan moneternya.
Lebih lanjut, Myrdal menjelaskan bahwa BI sudah khawatir mengenai melambatnya pertumbuhan ekonomi, yang tampak dari proyeksi yang direvisi turun untuk pertumbuhan ekonomi dan kredit.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jadi Alasan BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5,50% pada Mei 2025
“Prospek inflasi juga masih ringan ke depannya,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Kamis (22/5).
Ini menandakan bahwa inflasi tidak akan menjadi penghalang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.
Myrdal juga menegaskan bahwa tekanan pada nilai tukar rupiah dan pasar keuangan, terutama obligasi pemerintah, masih bisa dikelola dengan baik.
“Makanya BI Rate harus lebih rendah lagi, supaya iklim suku bunga domestik juga lebih rendah,” jelasnya.
Baca Juga: BI Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga 2 Kali, pada September dan Desember 2025
Dengan upaya ini, diharapkan bahwa biaya utang dan cicilan menjadi lebih rendah, yang akhirnya bisa meningkatkan permintaan konsumen dan mendorong aktivitas ekonomi.
Myrdal menekankan bahwa bagi nasabah kredit dengan suku bunga mengambang, penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif.
“Nah, itu bisa dorong juga cost of fund secara bertahap juga,” tambah Myrdal.
Ia menekankan bahwa meskipun pertumbuhan kredit saat ini sudah melambat, upaya-upaya ini diharapkan bisa mendorong kembali pertumbuhan di sektor tersebut.
Baca Juga: Josua Pardede: Ada Ruang Lagi untuk Penurunan BI Rate di Semester II-2025
Selanjutnya: BRICS Terancam Pecah? India Kirim Sinyal Mundur dari Aliansi karena Faktor Ini
Menarik Dibaca: 4 Cara Memanjangkan Bulu Mata Secara Alami Tanpa Perlu Extension ke Salon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News