Reporter: Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Peluang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) semakin terbuka, dengan proyeksi pemangkasan sebesar 50 basis poin pada Maret 2025.
Hal ini didukung oleh deflasi yang terjadi selama dua bulan berturut-turut pada Januari dan Februari 2025, serta inflasi yang diperkirakan tetap rendah.
Ekonom Pasar Global Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai bahwa kondisi saat ini memberikan kesempatan besar bagi BI untuk menurunkan suku bunga.
“Kalau saya lihat ya dari ruang penurunan suku bunga BI untuk turun itu terbuka sekali,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Jumat (7/3).
Baca Juga: Inflasi Masih Rendah, BI Masih Buka Ruang Penurunan Suku Bunga Akhir Tahun Ini
Deflasi yang tercatat mencapai 0,76% month to month (mtm) pada Januari dan 0,48% mtm pada Februari menjadi faktor utama yang mendorong potensi kebijakan ini.
Selain itu, inflasi juga diperkirakan tetap rendah, dengan proyeksi inflasi month to month pada Maret sebesar 1,02% dan inflasi year on year sekitar 0,4%.
“Secara year to date untuk periode Januari dan Februari juga masih deflasi 1,24%,” tambahnya.
Selain faktor inflasi, Myrdal juga menyoroti penguatan nilai tukar rupiah yang menunjukkan stabilitas pasar keuangan Indonesia.
“Kondisi pasar keuangan sekarang di Indonesia sudah mulai membaik,” ujarnya.
Baca Juga: Imbas Kebijakan Trump, Ruang Penurunan Suku Bunga BI Diperkirakan Terbatas di 2025
Dengan kondisi yang lebih stabil ini, BI memiliki lebih banyak alasan untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan. Langkah tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih dinamis.
“Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan pembayaran cicilan hutang itu juga jadi lebih murah,” kata Myrdal.
Penurunan suku bunga dapat memberikan ruang bagi konsumen untuk meningkatkan belanja, sekaligus memperkuat ekspansi bisnis di tengah tantangan ekonomi yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News